Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menghargai Pemimpin: Jauhi Permalukan dan Hormati Jasa Mereka

12 Juli 2023   11:00 Diperbarui: 15 Juli 2023   09:20 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari PublicDomainPictures member Pixabay.com

Indonesia memiliki berbagai macam tradisi yang unik dan memiliki makna mendalam. Salah satu tradisi yang harus dilestarikan adalah tradisi "mikul duwur mendem jero". Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap seorang pemimpin yang dianggap memiliki kebijaksanaan dan kearifan.

Tradisi mikul duwur mendem jero berasal dari Jawa, khususnya daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kata "mikul" dalam bahasa Jawa berarti mengangkat, "duwur" berarti tinggi, dan "mendem jero" berarti menghormati yang ada di dalam. Jadi, secara harfiah, tradisi ini dapat diartikan sebagai mengangkat dan menghormati pemimpin yang berada di posisi yang tinggi.

Tradisi ini memiliki makna yang mendalam. Dalam budaya Jawa, seorang pemimpin dianggap memiliki kebijaksanaan dan kearifan yang tinggi. Ia dianggap sebagai sosok yang memberikan arahan dan melindungi masyarakatnya. Melalui tradisi mikul duwur mendem jero, masyarakat ingin menunjukkan rasa hormat dan penghargaan mereka kepada pemimpin yang mereka anggap sebagai figur yang berperan penting dalam kehidupan mereka.

Mikul duwur Mendem Jero memiliki makna filosofi untuk tetap menjaga, menghormati kepada siapapun yang dianggap telah berjasa dalam sebuah kepemimpinan.

Tradisi ini salah satu tradisi yang sangat baik, seharusnya tetap dikembangkan sebagai kearifan lokal karena sejatinya tidak ada manusia yang sempurna.

Setiap manusia memiliki celah untuk berbuat keburukan, tetapi setiap manusia pun memiliki kesempatan yang terbuka lebar untuk melakukan kebaikan-kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun