Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menua di Jalan Dakwah

27 Juni 2023   16:42 Diperbarui: 27 Juni 2023   18:05 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam berdakwah (mengajak) kepada kebaikan tak ada batasan usia, dakwah bisa sepanjang masa selama hayat di kandung badan.

Awal Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berdakwah di usia muda, beliau diangkat menjadi nabi sekitar umur 25 tahun, dan terus beliau mengajak kebaikan kepada siapa pun level mana pun. Selama bertahun-tahun dengan cara sembunyi-sembunyi yang akhirnya saat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam diangkat menjadi rasul di usia 40 tahun, beliau memproklamirkan diri sebagai utusan Tuhan dan mulai mengajak manusia kepada kebaikan secara terang-terangan.

Di usia 50 tahunan Rasulullah Saw. hijrah ke Madinah dan memimpin langsung sekitar 27 pertempuran melawan kafir Quraisy.

Baca juga: Dakwah Digital

Saat usia paruh baya itulah Rasulullah Saw. memforsir energinya dalam setiap kondisi dakwah yang tidak selamanya bersahabat.

Bertempur di Medan Uhud yang menyebabkan gigi geraham beliau patah dan pelipisnya berdarah, satu episode dakwah yang begitu dramatis dan benar-benar menguras kemampuan mental dan fisik.

Hari-hari menjelang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat, beliau baru kembali dari perjalanan panjang yang melelahkan, yaitu dari Mekah saat perjalanan haji Wada'.

Jarak antara Madinah ke Mekah sekitar 450,5 km, jika dilakukan dengan berjalan kaki kurang lebih 4 hari, tetapi medan zaman dulu tidak semulus hari ini.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di masa senjanya tetap melakukan aktivitas-aktivitas dakwah dengan fisik.

Namun selayaknya manusia biasa rasulullah Saw. pun memiliki keterbatasan fisik. Dalam hal pelaksanaan syariat banyak praktik yang memudahkan untuk ibadah. Seperti salat sambil duduk, berkhotbah dengan bersandar ke tongkat dan yang semacamnya, bahkan di dalam salat ada yang dikenal dengan jalsatul istirohah atau duduk istirahat sebentar yakni beristirahat sebelum naik ke rakaat berikutnya. Begitulah rasulullah Saw. di masa tuanya tapi tetap gigih memberi ilmu kepada para sahabatnya.

Dakwah Hari Ini

Spirit dakwah hari ini harusnya jangan mengendor, saat kita melacak Sirah Nabawiyah bagaimana Rasulullah Saw. dan para sahabat gigih dalam mengajak umat manusia ke arah kebaikan bahkan mereka terkadang tidak pedulikan Keadaan fisik mereka. Itulah yang Allah Swt. sayembarakan dalam surat As-Shaf ayat 10 -- 12.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?" (10).

"(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui," (11).

"Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam Surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung,"

(QS. As-Shaf 61: Ayat 12).

Bersungguh-sungguh dalam menjalankan syariat Allah adalah satu konsekuensi logis bagi setiap orang yang mengaku dirinya muslim.

Mereka harus rela menukarkan segala kepayahan mereka demi menjalankan perintah Allah. Tidak dibatasi usia, baik muda maupun tua semua memiliki kewajiban yang sama dalam berdakwah.

Namun Allah menggarisbawahi bahwasanya setiap orang mempunyai kendala masing-masing dalam berdakwah, sesuai kadar itulah seseorang hendaknya memaksimalkan diri dalam berdakwah.

Kebiasaan positif yang dilakukan seseorang di usia muda akan memberikan dampak positif di usia tua.

Jika di usia muda dia pandai menjaga fisik maka di usia tua pun ia akan tetap memiliki fisik yang prima dan segar, berbeda dengan orang yang tidak terlatih di usia mudanya.

Kemampuan fisik ini sangat berguna untuk berdakwah ataupun ibadah lainnya. Seperti berjuang secara fisik di medan perang ataupun untuk melakukan hal-hal yang bersifat internal seperti menjalankan salat malam, puasa ataupun ibadah haji yang menuntut kesehatan fisik maksimal.

Otak yang Tak Pernah Menua

Secara normal setiap individu Mengalami penurunan fungsi seluler, semakin tua fisik seseorang semakin menurun fungsi selulernya tak terkecuali sel-sel yang ada di dalam otak. Misalnya, ada penurunan volume otak, perubahan dalam sirkuit saraf, penurunan produksi beberapa neurotransmiter, dan peningkatan dalam proses inflamasi yang dapat berdampak pada fungsi otak.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang terlibat dalam aktivitas mental yang stimulatif di waktu muda, kehidupan mereka cenderung memiliki risiko lebih rendah terhadap penurunan kognitif di usia tua.

Mereka dapat mempertahankan kecepatan pemrosesan informasi yang lebih tinggi, daya ingat yang lebih baik, dan kemampuan analitis yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang kurang terlibat dalam aktivitas-aktivitas tersebut.

Otak merupakan salah satu organ terpenting yang dimiliki seseorang. Kemampuan nalar yang baik dihasilkan dari sistem saraf yang sehat, hal inilah yang paling penting bagi seorang dai.

Jika semenjak usia muda dia selalu melatih diri dan menceburkan diri dalam dunia dakwah, maka di masa tua ia akan semakin matang dan akan semakin tajam analisisnya.

Hal itu pula yang terjadi pada orang-orang terdahulu yang menapaki jalan dakwah. Banyak diantara para sahabat yang dianugerahi usia yang panjang tapi usianya sangat berkah dengan tetap berjuang hingga menjelang wafatnya seperti Utsman bin Affan (82 tahun), Anas bin Malik (103 tahun), Abu Ayyub Al Anshari (80 tahun) dan lain-lain.

Jalan dakwah memang terjal tapi jika jalan itu ditapaki setiap hari maka keterjalan itu tak terasa bahkan menjadi kenikmatan tersendiri.

Akankah kita menyerah untuk tidak berdakwah di usia senja, tentu tidak. Dakwah bagi setiap muslim adalah pakaian menuju surga.

Seterjal apa pun jalan dakwah, bagi seorang tua tentulah hal biasa karena bertahun sudah jalan ini ditempuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun