dakwah tak akan pernah ada habisnya, dari generasi ke generasi dakwah semakin membutuhkan strategi dalam penyampaiannya.
PembahasanDakwah akan sampai tatkala seorang dai memahami kebutuhan objek dakwah (mad'u). Metode klasik tentu sudah tidak populer lagi jika diterapkan di masa kini.
Satu tempat berbeda tidak bisa diterapkan dalam tempat yang lain, begitu pun faktor sosiologi yang berbeda tentu memerlukan strategi dakwah yang berbeda pula.
Kalau begitu apa saja perangkat yang dibutuhkan oleh seorang dai agar dakwah tepat sasaran, efektif dan efisien.
Literasi Dakwah
Seorang dai setidaknya dia harus menguasai apa itu literasi dakwah.
Literasi dakwah secara umum bermakna kemampuan seseorang terhadap penguasaan perangkat dakwah meliputi penguasaan menulis/konsep materi dakwah, menganalisa bacaan sampai menguasainya dan memiliki kemampuan untuk mengomunikasikan materi tersebut ke khalayak dakwah.
Pertama, menulis/konsep materi dakwah. Tidak banyak orang yang pandai mengonsep tulisan materi dakwah, ada tahapan tertentu agar seorang dai mampu menguasai cara menulis/mengonsep sebuah materi dakwah.
Materi apa saja yang akan dia bahas mungkin tidak sebatas bab fikih saja, lebih luas dari itu seorang dai hendaknya mampu menuliskan materi dakwah sesuai bidang yang dia tahu.
Kemampuan yang linear antara background pengetahuannya dengan pemahaman dia akan ulumusysyariah.
Jika dia seorang sejarawan maka lebih mantap lagi penguasaan materinya dengan memadukan antara sejarah dan tema agama.
Begitu juga banyak disiplin keilmuan lainnya seperti ilmu politik, hukum, sosial, budaya dan semisalnya.
Oleh karenanya konten dakwah makin berisi atau berkualitas dan umat pun semakin cerdas.
Kedua, menganalisa bacaan dan menguasainya. Dalam literasi dakwah satu hal yang substantif adalah penguasaan materi setelah berhasil menganalisanya.
Bagai sebuah masakan yang akan disajikan maka agar masakan tersebut terasa sedap dan nikmat setidaknya ia harus melalui proses penyajian yang baik.
Jamaah sebagai objek dakwah akan merasakan bagaimana sajian ilmu itu saat seorang dai/mubalig menyampaikannya, hambarkah atau penuh dengan kualitas keilmuan.
Jadi penguasaan materi dakwah termasuk inti dari proses dakwah. Penguasaan materi berdasar dari analisa bacaan.
Ketiga, kemampuan komunikasi. Mengomunikasikan materi dakwah adalah puncak dalam berdakwah. Dalam hal ini dakwah bil-lisan (dengan kata-kata).
Namun dalam berdakwah gestur tubuh sangat memengaruhi, terutama jika kita adalah pemula atau menghadapi massa yang besar atau pula menghadapi tokoh-tokoh besar.
Nerveus atau gugup merupakan faktor penentu berhasil atau tidaknya materi dakwah tersampaikan.
Materi dakwah akan menjadi samar seandainya kemampuan komunikasinya lemah.
Unsur Lain Dalam Literasi Dakwah
Dalam konteks literasi dakwah, terdapat beberapa unsur yang dapat menjadi bagian penting dalam menyusun materi atau pesan dakwah yang efektif. Berikut adalah beberapa unsur-unsur yang dapat ditemukan dalam literasi dakwah:
1. Pemahaman Agama: Unsur ini mencakup pengetahuan yang mendalam tentang ajaran agama Islam. Seorang dai atau pengkhotbah yang ingin menyampaikan dakwah yang baik harus memiliki pemahaman yang kuat tentang prinsip-prinsip agama, ayat-ayat Al-Quran, dan hadis-hadis Nabi Muhammad Saw.
2. Kecakapan Berkomunikasi: Dakwah melibatkan proses komunikasi yang efektif antara dai dan pendengarnya. Oleh karena itu, unsur kecakapan berkomunikasi menjadi sangat penting. Seorang dai harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan dakwah dengan jelas, persuasif, dan menarik agar mudah dipahami oleh pendengarnya.
3. Konteks Sosial: Dakwah juga harus mempertimbangkan konteks sosial tempat pesan dakwah disampaikan. Setiap masyarakat memiliki latar belakang, budaya, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang dai perlu memahami konteks sosial pendengarnya agar dapat menyampaikan pesan dakwah dengan cara yang relevan dan dapat diterima oleh masyarakat tersebut.
4. Keterampilan Penulisan: Literasi dakwah juga mencakup kemampuan menulis dengan baik dan benar. Seorang dai dapat menyalurkan pesan dakwahnya melalui tulisan, baik dalam bentuk artikel, buku, blog, atau media sosial. Keterampilan penulisan yang baik akan membantu dai dalam menyampaikan pesan dengan jelas, terstruktur, dan memikat bagi pembacanya.
5. Keterampilan Berbahasa: Keterampilan berbahasa yang baik juga merupakan unsur penting dalam literasi dakwah. Seorang dai harus dapat menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pendengarnya, tanpa mengorbankan keakuratan dan kejelasan pesan yang ingin disampaikan. Pilihan kata yang tepat, tata bahasa yang benar, dan gaya bahasa yang sesuai dengan pendengarnya sangatlah penting.
6. Kreativitas: Dalam literasi dakwah, unsur kreativitas dapat membantu dai untuk menyampaikan pesan dakwah dengan cara yang menarik, segar, dan inovatif. Kreativitas dapat ditunjukkan melalui penggunaan media visual, audio, atau visualisasi cerita yang menggugah emosi dan daya pikir pendengarnya.
7. Akhlak dan Keteladanan: Unsur terakhir dalam literasi dakwah adalah akhlak dan keteladanan. Seorang dai harus menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Keteladanan dalam perilaku, sikap, dan tindakan sehari-hari adalah bagian penting dari literasi dakwah. Dengan menunjukkan akhlak yang mulia, seorang dai dapat mempengaruhi dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti ajaran agama dengan hati yang ikhlas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H