Begitu juga banyak disiplin keilmuan lainnya seperti ilmu politik, hukum, sosial, budaya dan semisalnya.
Oleh karenanya konten dakwah makin berisi atau berkualitas dan umat pun semakin cerdas.
Kedua, menganalisa bacaan dan menguasainya. Dalam literasi dakwah satu hal yang substantif adalah penguasaan materi setelah berhasil menganalisanya.
Bagai sebuah masakan yang akan disajikan maka agar masakan tersebut terasa sedap dan nikmat setidaknya ia harus melalui proses penyajian yang baik.
Jamaah sebagai objek dakwah akan merasakan bagaimana sajian ilmu itu saat seorang dai/mubalig menyampaikannya, hambarkah atau penuh dengan kualitas keilmuan.
Jadi penguasaan materi dakwah termasuk inti dari proses dakwah. Penguasaan materi berdasar dari analisa bacaan.
Ketiga, kemampuan komunikasi. Mengomunikasikan materi dakwah adalah puncak dalam berdakwah. Dalam hal ini dakwah bil-lisan (dengan kata-kata).
Namun dalam berdakwah gestur tubuh sangat memengaruhi, terutama jika kita adalah pemula atau menghadapi massa yang besar atau pula menghadapi tokoh-tokoh besar.
Nerveus atau gugup merupakan faktor penentu berhasil atau tidaknya materi dakwah tersampaikan.
Materi dakwah akan menjadi samar seandainya kemampuan komunikasinya lemah.
Unsur Lain Dalam Literasi Dakwah