6.Politik identitas yang memecah belah: Demokrasi yang sakit seringkali menciptakan kubu-kubu politik yang saling memecah belah berdasarkan identitas suku, agama, atau etnis. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan politik dan sosial.
7.Lemahnya institusi demokrasi: Jika lembaga-lembaga demokrasi seperti lembaga pemilihan umum, parlemen, dan pengadilan tidak berfungsi dengan baik atau dipolitisasi, maka ini dapat menunjukkan bahwa demokrasi mengalami masalah.
Demokrasi yang sehat harus mampu mengakomodasi perbedaan pendapat dan kepentingan masyarakat, memberikan kebebasan yang cukup untuk berekspresi dan terbuka terhadap kritik, serta memastikan partisipasi yang luas dari seluruh lapisan masyarakat.
Era Pergantian Kekuasaan
Berharap dengan bergantinya penguasa, kesejahteraan rakyat makin meningkat, perbenturan antar suku, ras dan agama makin berkurang.
Jangan sampai terjadi seperti sebuah pepatah, "Lepas dari mulut harimau masuk ke dalam mulut buaya." Artinya saat berganti penguasa keadaan sosial-ekonomi rakyat tidak berubah malah makin merosot.
Ketidakstabilan politik gegara pemilu masih berefek. Pembelahan warga terus dilakukan oleh para influencer tidak pernah berhenti atau dihentikan.
Peribahasa itu juga bermakna lepas dari masalah yang berat masuk ke masalah yang lebih berat lagi, tidak ada baiknya.
Jika kita harus memilih tipe pemimpin seperti Harimau atau Buaya, maka janganlah kita terlalu condong atau antusias mendukungnya. Sewajarnya saja, tidak perlu pragmatis nanti kita dijadikan budaknya atau terlalu radikal nanti kita diterkamnya. Realistis saja kita harus memiliki daya tawar sendiri agar calon pemimpin bertipe tersebut tidak semena-mena dalam bertindak.
Di ruang lingkup apa pun saat kita memilih seorang pemimpin, entah itu pemimpin skala lokal atau daerah, ataupun pemimpin dalam suatu organisasi, sikap realistis inilah yang harus kita pakai.
Realistis menjadi daya tawar tersendiri bagi calon pemimpin untuk mendapat dukungan dari kita.