Sayangnya perilaku-perilaku kurang terpuji ini dilakukan oleh mereka yang merasa menjadi publik figur, banyak pengikut. Dari kubu mana pun perilaku yang mengedepankan nir prestasi hanyalah tempat bersembunyi di balik topeng ketidakmampuan berprestasi.
Demokrasi Sakit di Negeri Berkembang
Cerminan itu menandakan sakitnya sebuah upaya berdemokrasi, unsur penyerta dalam demokrasi adalah saling menghargai perbedaan pendapat. Bahkan perbedaan tajam pun dianggap sebagai sesuatu dinamika di negeri demokrasi.
Setiap kali berganti rezim, pro dan oposan itu pasti tetap ada, tapi harusnya dalam lingkaran positif.
Apakah negara berkembang ditandai juga dengan sistem politik yang belum cerdas juga. Saling serang kelemahan personal, bukan menyangkal program.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri demokrasi yang sakit atau mengalami masalah:
1.Kekuasaan terpusat: Demokrasi sakit ketika kekuasaan terpusat pada beberapa individu atau kelompok tertentu, dan bukan pada rakyat secara keseluruhan.
2.Korupsi: Korupsi adalah tanda-tanda umum dari demokrasi yang sakit. Korupsi menghasilkan keputusan yang tidak adil dan tidak menguntungkan bagi masyarakat.
3.Ketidaksetaraan: Jika kesenjangan antara orang kaya dan miskin semakin melebar, maka ini menunjukkan bahwa demokrasi mengalami masalah. Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi partisipasi politik dan membatasi akses ke sumber daya.
4.Tidak adanya kebebasan berbicara: Demokrasi yang sakit sering kali memiliki hambatan pada kebebasan berbicara, pers, dan media. Ini berarti bahwa suara rakyat tidak didengar dan informasi yang diperoleh oleh masyarakat tidak dapat diverifikasi.
5.Pengambilan keputusan yang tidak transparan: Jika pengambilan keputusan dalam pemerintahan tidak transparan, maka ini menunjukkan bahwa demokrasi tidak berjalan dengan baik. Rakyat tidak memiliki akses ke informasi yang memadai dan tidak dapat memengaruhi kebijakan publik.