Penelitian PET juga menunjukkan bahwa orang yang kecanduan alkohol memiliki jumlah dopamin yang lebih rendah di striatum, yang mungkin menyebabkan kebutuhan mereka untuk mencari kepuasan dari alkohol.
Interkoneksi otak dengan perilaku juga sangat penting dalam bidang psikologi dan psikiatri.
Penelitian tentang interkoneksi otak dengan depresi, skizofrenia, dan gangguan mental lainnya telah membantu mengembangkan terapi yang lebih baik untuk penyakit ini. Misalnya, terapi elektrokonvulsif (ECT) untuk depresi digunakan untuk mengurangi aktivitas di area korteks prefrontal yang berlebihan, yang bertanggung jawab untuk menghasilkan gejala depresi.
Selain itu, penelitian tentang interkoneksi otak dengan perilaku juga telah membantu dalam pengembangan teknologi dan aplikasi yang memanfaatkan neuroplastisitas otak untuk meningkatkan fungsi kognitif dan mengobati gangguan neurologis. Misalnya, teknologi stimulasi otak transcranial magnetic (TMS) dan neurofeedback telah digunakan untuk meningkatkan konsentrasi dan memperbaiki masalah tidur pada pasien dengan gangguan ADHD.
Kesimpulannya, interkoneksi otak dengan perilaku adalah bidang penelitian yang sangat menarik dan penting dalam memahami bagaimana otak memengaruhi perilaku manusia.
Penelitian tentang interkoneksi otak dengan perilaku telah membantu kita memahami lebih banyak tentang bagaimana otak berfungsi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, serta membantu kita mengembangkan terapi yang lebih baik untuk berbagai gangguan perilaku dan neurologis.
Meskipun masih banyak yang perlu dipelajari, penelitian ini memberikan pandangan yang sangat menarik dan penting tentang kompleksitas otak manusia dan bagaimana kita berperilaku.