"Diri kita adalah apa yang kita persepsikan" (Ade Rai).
Sebuah pernyataan yang menggambarkan bahwa baik buruknya diri seseorang tergantung apa yang dipersepsikan oleh dirinya.
Apa itu persepsi? Persepsi secara bahasa berarti tanggapan. Secara terminologi persepsi bisa diartikan proses seseorang mengetahui beberapa hal lewat panca indra.
Dalam pembahasan Self Healing Part 1 kita membahas latar belakang seseorang kenapa bisa depresi dan solusi singkatnya.
Di Part 2 ini kita kembangkan lagi pembahasannya, bagaimana agar hidup tetap bahagia di tengah himpitan masalah.
Persepsi yang baik terhadap diri kita akan memberikan output yang baik pula. Sementara persepsi yang jelek akan memberikan output yang jelek pula.
Apa yang dicerna oleh panca indra kita kemudian diolah oleh otak dan didistribusikan ke seluruh organ tubuh, itulah jalur dari apa yang kita persepsikan terhadap diri kita sendiri.
Jika kita mencerna hal-hal yang sedih, melankolis, seperti melihat bencana-bencana atau segala sesuatu yang berimbas negatif maka begitupun tubuh akan mencerna apa yang dia dapatkan dari persepsi kita sendiri. Tubuh menjadi lemas, kurang gairah, cenderung cemas bahkan memikirkan hal-hal yang bukan-bukan.
Saat dunia dilanda covid-19 maka kebanyakan orang mempersepsikan dirinya terpapar virus sehingga mereka melakukan antisipasi yang berlebihan, akhirnya tetap terpapar juga. Dampak itulah yang namanya persepsi negatif ia akan menimbulkan efek negatif pula pada diri kita.
Berbeda saat seseorang mempersepsikan dirinya dengan hal-hal yang baik, tidak pernah berpikiran jelek, optimis dalam menghadapi hidup, sederhana dan selalu bersyukur, seperti yang telah kita bahas dalam part 1. maka akan berefek kepada kehidupan yang positif pula pada diri seseorang.
Bagi seseorang yang ingin mendapatkan kehidupan bahagia sebenarnya tidak terlalu sulit tinggal dia mau tidak memersepsikan dirinya pada hal hal yang positif. Contoh rajin berolahraga, atur pola makan, pola istirahat dan selalu berpikiran positif. Sebab apa yang kita konsumsi memberi kontribusi yang sangat mempengaruhi tubuh kita baik konsumsi material seperti makanan ataupun immaterial yang dikonsumsi oleh pendengaran, penglihatan serta apa yang kita rasakan suasana.
Saat kita mengonsumsi hal-hal immaterial dan terlalu larut dalam memikirkannya, merasakan kecemasan yang berlebihan itu akan menurunkan imunitas kita.
Sebaliknya menerima apa adanya, selalu bersyukur, menjalani hidup dengan rasa nrimo itu jauh lebih baik dan membuat imunitas menjadi lebih prima.
Hidup Aktif dengan Hal yang Positif
Berolahraga tidak selalu menggunakan alat-alat yang mahal atau menunggu waktu senggang, apa yang ada di sekitar kita bisa menjadi sarana untuk kita berolahraga.
Olahraga merupakan aktivitas positif yang setiap orang bisa lakukan. Jalan pagi atau lari kecil secara rutin bisa menggerakkan kalori yang ada di tubuh kita, mencairkan lemak-lemak didinding organ dalam kita sehingga mampu melancarkan peredaran darah.
Makan makanan yang rendah kalori kaya nutrisi namun tetap mengenyangkan seperti telur ayam, tahu, kentang dan semisalnya. Dapat melancarkan metabolisme tubuh kita. Saat tubuh kita bugar maka pikiran pun akan senang.
Ada kontribusi positif dari makanan yang dikonsumsi tubuh. Tentunya saat pikiran kita sedang baik-baik saja.
Pola istirahat yang baik menentukan gairah hidup seseorang. Jika kurang tidur atau tidak teratur maka tubuh akan terasa lemah dan rentan penyakit karena imunitas tubuh menurun.
Tidur yang baik tidak melulu harus 8 jam, tapi kualitas tidur itulah yang mesti diperhatikan. Walau sebentar tapi cukup untuk mengembalikan kebugaran tubuh.
Berpikir positif adalah tindakan psikis yang sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan tubuh.
Dengan selalu positif thinking, feed back yang sama akan diterima oleh kita.
Itulah beberapa aktivitas yang familier dengan kita dan mampu dijalankan setiap hari.
Bahagia Itu Harus
Mengingat pentingnya memelihara tubuh agar tetap bugar dan kuat maka self healing itu tidak bisa ditawar-tawar lagi, kita mesti melakukannya sekarang juga. Jangan sampai ada kata terlambat dalam memelihara tubuh saat tubuh sudah terpapar berbagai macam penyakit karena kelengahan kita dalam menjaga tubuh maka saat itu penyesalan sudah tidak berguna lagi.
Bahagia itu harus! Maka Bahagiakanlah diri kita oleh kita sendiri. Berilah penghargaan pada tubuh kita dengan melakukan aktivitas positif seperti di atas atau luangkan waktu untuk berlibur.
Self healing dari kepenatan hidup menjadi kesenangan bagi diri sendiri agar pikiran tetap fresh yang bakal mempengaruhi kondisi tubuh.
Karena bahagia itu harus  sebagai pra syarat dari pikiran dan tubuh yang kuat melahirkan hal-hal yang bermanfaat.
Bagaimana mungkin seseorang akan memproduksi hal-hal yang positif sementara bahan dasarnya pun sangat lemah.
Jangan jadikan stress sebagai life style kita, jadikanlah cara pandang yang baik sebagai gaya hidup kita dan berbahagialah selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H