Semua itu takdir dan kuasa Allah lah manusia hanya dibebani kewajiban untuk mengarahkan anak-anaknya ke jalan Allah, dengan panduan-panduan yang telah dijelaskan oleh Allah.
Kemudian kita teringat akan kisah Yusuf bersaudara putera Yakub. Di antara saudara nabi Yusuf alaihissalam yang terdiri dari 12 orang itu, memiliki karakter yang berbeda-beda sampai-sampai kisah nabi Yusuf ini diabadikan oleh Allah dalam satu surat yakni surat Yusuf.
Putera-putera Yakub secara berurutan:
(1) Ruben, (2) Simeon, (3) Lewi, (4) Yehuda, (5) Dan , (6) Naftali, (7) Gad, (8) Asyer, (9) Isakhar, (10) Zebulon, (11) Yusuf, dan (12) Benyamin.
Di antara ke-12 orang itu ada saudara tertuanya yang tega merencanakan pembunuhan terhadap Yusuf, gara-gara kedua orang tua mereka terlalu condong kasih sayangnya terhadap Yusuf.
Semua hanya prasangka mereka, rencana pun disusun untuk menghilangkan Yusuf dari kehidupan keluarga mereka.
Mula-mula rencananya untuk membunuh Yusuf, namun di tengah perjalanan mereka berubah pikiran yang penting Yusuf menghilang dari rumah mereka agar kasih sayang orang tua mereka tercurah hanya kepada mereka saja.
Rasa dengki, iri hati yang mereka miliki tentu itulah yang yang menyebabkan mereka menjadi buta hati, tega membunuh atau menghilangkan saudara mereka sendiri.
Walaupun seperti kita tahu mereka hanya saudara seayah saja dan ibu mereka berbeda terbagi kepada empat orang istri nabi Yakub.
Dua kisah persaudaraan yang dijelaskan di atas merupakan gambaran bagi kita generasi selanjutnya, bahwa ikatan nasab atau pertalian darah itu tidak serta-merta menjadi kuat mengikat antara satu dengan yang lainnya.
Kita tahu yang mendidik Qabil dan Habil itu siapa, kita tahu yang mendidik Yusuf bersaudara itu siapa.
Orang tua mereka adalah nabi dan utusan Allah, orang-orang yang mulia akhlaknya orang-orang yang menjadi panutan semuanya dan hidup mereka hanya untuk menyebarkan dakwah terhadap umatnya.