Dalam perjalanan hidup berumah tangga tentulah ada pasang surut keharmonisan, rumah tangga mana yang tak pernah diuji oleh Allah dengan riak atau gelombang cobaan.
Bahkan sekelas ulama dan para cendekiawan yang notabene selalu mampu memecahkan masalah secara rasional, akal dan pikirannya senantiasa teruji dengan berbagai masalah kehidupan atau disiplin keilmuan yang  mereka geluti.
Tak ayal saat tibanya gelombang ujian melanda rumah tangganya kadang seorang ahli agama pun memutuskan untuk mengambil jalan terakhir yakni menceraikan pasangannya.
Apakah hal tersebut karena kepelikan masalah yang sudah tidak mampu lagi dicarikan jalan keluarnya hingga memilih hal yang dibenci Allah terpaksa dilaluinya.
Mungkin saja iya atau pertimbangan lain untuk menghindar dari kemudaratan yang lebih jika rumah tangga diteruskan.
Saling pengertian adalah salah satu solusi untuk "mengawetkan" rumah tangga.
Sub saling pengertian adalah saling mendengar, jika salah satu pasangan entah itu suami atau istri maka pasangannya haruslah mendengar jangan mencoba untuk menyela pembicaraan agar clear secepatnya segala permasalahan.
Jika sang istri berbicara maka suami jangan merasa gengsi untuk mendengar saran dan keluh kesahnya.
Istri tidak mau suami ikut terlalu dalam mengetahui kehidupan dan kesukaannya sehari-hari, meskipun suami berhak untuk itu.
Namun kepo (Knowing every particular object)Â yang berarti keingintahuan terhadap objek tertentu, untuk sebagian istri sangatlah memuakkan.