Pada dasarnya setiap anak terlahir dalam keadaan suci maka tergantung orang tuanya.
Seperti sabda Nabi Saw. berikut, "Tak ada seorang bayi pun terlahir kecuali dalam keadaan suci. Maka tergantung orang tuanya apakah dia akan menjadi seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi."Â HR. Bukhari.
Suci atau fitrah adalah bawaan manusia yang asasi tak ada hukum bagi orang yang suci artinya dia masih ada dalam keridhaan Allah Ta'ala apa pun yang dilakukannya tidak tercatat sebagai amal baik ataupun buruk.
Kesucian diri merupakan dambaan setiap Muslim, karena dengan kesucian ini seorang Muslim bisa mendapatkan apa yang dia inginkan seperti surga yang indah.
Namun dengan karakter manusiawi yang melekat pada setiap insan kesucian yang merupakan dzat bawaan ini sering terkontaminasi oleh karakter manusia itu sendiri yakni pelupa dan sering berbuat salah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Seluruh Bani Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan (dosa), dan sebaik-baik manusia yang banyak kesalahannya (dosanya) adalah yang banyak bertobat." (hasan, lihat shahih at-Targhib wa at-Tarhib 3139)
sipat dasar inilah yang menjadi pengganjal manusia untuk mendapatkan keridhaan Allah. Terkhusus bagi orang dewasa yang ihtilam (dikenai beban tanggung jawab).
Pertanggungjawaban dihitung kala seseorang memasuki fase dewasa seorang pria ditandai dengan mimpi basah sedang seorang wanita ditandai dengan keluarnya darah haid.