Pada saatnya petunjuk (hidayah) itu akan menjumpai semua jiwa. Namun ada yang menyadarinya atau mengabaikannya.
Sebagai jiwa yang bersih harusnya mampu menangkap sinyal-sinyal Ilahiyah tersebut.
Tidak menjadi ukuran karena terlahir dari rahim seorang Muslim lantas menjadi Muslim yang baik atau sebaliknya terlahir dari rahim bukan seorang Muslim lantas menjadi penentang Islam karena itu semua sudah ada jalannya masing-masing dalam hadis dikatakan fa abawahu (tergantung orang tuanya).
Oleh sebagian ulama dijelaskan bahwa yang dimaksud orang tua itu tidak melulu berkait dengan ibu atau bapak secara nasab namun juga bisa diartikan sebagai acuan bisa saja lingkungan, teman pergaulan ataupun bacaan yang bisa memengaruhi pola pikir dan tindakan seseorang.
Jadi kalimat "orang tua" ini bisa multi tafsir. Karena sesungguhnya dalam kehidupan itu akan banyak pengaruh yang silih berganti.
Kembali kepada takdir bahwa yang menentukan kita lahir dari rahim siapa dan di mana hanya Allah yang menentukan tapi atas keadilan Allah kita akan diberi petunjuk agar memilih kebenaran yang tanda-tandanya tersebar di keseharian kita.
Siapa yang abai tentu akan mendapat konsekuensinya. Siapa yang mampu menangkap sinyal Ilahiyah maka tentu dia termasuk orang yang beruntung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H