Nabi Nuh mengiba, memohon kepada Allah agar mengampuni anaknya. Allah tolak dengan menyatakan bahwa anaknya tersebut bukanlah keluarga yang sebenarnya, karena dia tidak beramal saleh.
Konsep keluarga dalam Islam bukan hanya terikat hubungan nasab atau sedarah saja tapi ikatan keimanan adalah ikatan nyata dalam sebuah keluarga Islam yang akan membersamai sejak dari dunia sampai akhirat.
Salah satu penandanya adalah ketika seorang anak terputus warisnya sebab berbeda keyakinan dengan orang tua.
Hak atas waris menjadi hilang karena beda agama. Tapi secara kemanusiaan hak-haknya tidak hilang.
Seperti hak mendapatkan pendidikan yang layak, hak asuh sehingga dewasa dan hak-hak lain yang bersifat sosial-kemanusiaan.
Berkaca dari keluarga Nuh As. kita menjadi paham bahwa sebaik apa pun pendidikan di dalam keluarga, belum menjadi jaminan kebaikan secara komprehensif.
Pendidikan di dalam keluarga yang sudah barang tentu sang ayah menjadi pemimpinnya, haruslah bersinergi dengan pendidikan di lingkungan sekitar.
Contoh kasus istri nabi Nuh dan anaknya Kan'an, menjadi pelajaran berharga bagi kita.
Sebaik apa pun pendidikan sang nabi kenyataannya tidak mampu memberi kontrol terhadap keduanya.
Bahkan lingkungan di luar rumah bisa sangat ganas memengaruhi karakter anggota keluarga kita.
Secara normatif seseorang itu dipengaruhi oleh dua hal yakni lingkungan keluarga dan lingkungan luar keluarga.