Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

URAA! Pertanda Invasi ke Ukraina Dimulai

5 Maret 2022   11:15 Diperbarui: 5 Maret 2022   11:59 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 24 Februari 2022 presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan perlunya operasi militer terhadap Ukraina di mana sebelumnya hanya merupakan gertakan Putin terhadap presiden Ukraina.

Gertakan itu diabaikan oleh presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang akhirnya membuat Putin berang.

Pasukan Rusia memulai serangan pertama pada Kamis 24/2/2022dengan serangan skala penuh.

Rudal dan tembakan menghujani wilayah-wilayah Ukraina. Serangan pertama itu mengakibatkan sejumlah warga Ukraina meregang nyawa di antaranya 137 warga sipil tewas dan 316 luka-luka.

Seperti yang dilaporkan presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Sebagian pengamat Eropa mengatakan bahwa apa yang dilakukan putin tak lain hanyalah ambisi menguasai Ukraina dengan tujuan menganeksasi.

"Penjelasan paling sederhana di sini adalah bahwa militer Rusia itu buruk! Itu adalah macan kertas, dan sekarang kertas itu terbakar," tulis Brett Friedman, seorang perwira cadanganKorps Marinir dan penulis buku On Tactics.

Serangan Rusia ke Ukraina ini tentu bukan tanpa sebab pastiada latar belakang yang memicunya. Terjadinya ketegangan kedua negara tersebutbisa kita tarik mundur ke belakang sejak aneksasi Rusia pada semenanjung Kremia.

Saat itu presiden Ukraina dijabat oleh Viktor Yanukovichantara 2010-2014, ketika dia hendak menandatangani asosiasi perjanjian damai denganUni Eropa dia membatalkannya dan malah menandatangani perjanjian dengan Moskwa akhirnya Viktor Yanukovich digulingkan.

Petro Poroshenko naik menjadi Presiden Ukraina 2014-2019 dan menandatangani perjanjian perdamaian dengan Uni Eropa yang menyebabkan Rusia-Ukraina memanas.

November 2021 Rusia memobilisasi armada militernya keperbatasan Ukraina. 7 Desember 2021 Joe Biden memberikan pernyataan tentang pergerakan Rusia tersebut.

10 Januari 2022 pejabat Rusia dan AS bertemu di Jenewa untukpembicaraan diplomatik. 24 Januari NATO menyatakan pasukannya dalam keadaan  siaga di Eropa Timur.

12 Februari 2022 Presiden Putin dan Presiden Joe Bidenmengadakan pembicaraan lewat video konferensi. 16 Februari 2022 presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan "Day of Unity".

Uraa! Pekikan Putin yang disambut gemuruh ribuan pasukan Rusia. Akhirnya pada tanggal 24 Februari  2022 Putin memutuskan untuk melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina.

Perbandingan persenjataan antara dua negara memang tak seimbang baik dari mulai jumlah personil sampai alutsistanya.

Rusia menginginkan Ukraina jangan sampai dijadikan pangkalanmiliter oleh pihak NATO dan sekutunya.

Dalam invasi kali ini, Cechnya ikut serta ambil bagian dengan menerjunkan 12.000 petempur. Ramzan Kadirov sebagai teman dekat putin merasa perlu membela dan mendukung keputusan putin untuk menginvasi Ukraina.

Kehadiran pasukan Cechnya di Ukraina ini membuat berang Batalion Azov, yakni ekstremis sayap kanan dan Neo Nazi unit garda nasional Ukraina berbasis di Mariupol di wilayah pesisir laut Azov.

Mereka bersumpah menjadikan Ukraina sebagai kuburan bagitentara Cechnya.

Upaya yang paling ekstrem mereka lakukan adalah melumuri peluru dengan minyak babi harapannya setiap peluru yang bersarang di tubuhpasukan Muslim Cechnya menghalangi dirinya masuk surga.

NATO dan sekutunya Amerika yang diharapkan membantumenerjunkan pasukannya tak kunjung memberi bantuan.

Zelensky pun kecewa dengan sikap NATO dia seperti ditinggal sendirian untuk melawan Rusia.

Namun sebagian negara anggota NATO seperti inggris, AS danUni Eropa telah memutus akses Rusia dari layanan keuangan swift.

Seandainya Rusia benar-benar mendapatkan sangsi dari NATO dan sekutunya maka Rusia sudah menyiapkan kolega barunya yaitu Cina.

Perundingan yang digagas antara Rusia dan Ukraina selalu menemui jalan buntu. Di hari ke-9 ini di kabarkan presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pergi ke Polandia dan berunding di kedutaan besar AS.

Sementara korban jiwa dari invasi ini telah sampai ke angka 2300 jiwa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun