Geliat kristenisasi di Belitang menggambarkan lemahnya peran dakwah Islam, Belitang masih sepi dakwah Islam.
Guna meminimalisir keterbelakangan ini peran serta dai Pemuda Persis sangat diharapkan sekali. Membina pola pikir warga agar lebih visioner dalam memahami Islam.
Pemuda Persis juga diharapkan memberikan pengajaran yang intensif dan kontinu bagi warga Belitung dan tidak meninggalkan mereka sebelum mencetak kader yang memiliki visi sama dengan Pemuda Persis.
Saat controlling dalam program pengiriman dai ke-dua PP Pemuda Persis, semangat warga Belitang terlihat melemah.
Sangat dipahami karena pembinaan satu tahun oleh Pemuda Persis sebelumnya sangatlah belum memadai untuk menciptakan sebuah iklim beragama yang kondusif.
pengajian-pengajian banyak ditinggalkan kembali, KMB anak-anak pun tak semarak lagi hal tersebut terjadi karena kekurangan SDM dai di masyarakat Belitang.
Di lain tempat Pemuda Persis mengirim apa yang disebut sebagai kafilah du'at, rombongan dai ini menyasar ke pedalaman pulau Nusakambangan.
Kegiatan para dai di sana adalah mengajar masyarakat sekitar dari mulai orang tua, pemuda dan anak-anak.
Lebih jauh lagi Pemuda Persis berharap suatu saat akan terbentuk kader mandiri dari benih warga asli Nusakambangan agar dakwah lebih mudah dan percepatan dakwah akan tercapai.
Pemilihan lokasi Nusakambangan berdasar pada zona yang telah ditetapkan Bidang Dakwah PP Pemuda Persis.
Data tersebut berdasarkan indikator seperti daerah rawan pemurtadan dan aliran sesat, awam terhadap pengetahuan agama, hidup di bawah garis kemiskinan parah, minimnya fasilitas penting kehidupan semisal sekolah, pusat kesehatan, dan sebagainya.