Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jejak Pengembaraan Ilmiah Para Imam Madzhab - Tamat

2 Januari 2022   15:45 Diperbarui: 2 Januari 2022   15:56 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Allah mewahyukan kepada Isa AS, 'jika kau seorang diri jagalah hatimu, jika kau bersama orang jagalah lisanmu, jika kau berada di meja makan jagalah perutmu, dan jika kau berada di jalan jagalah matamu. Itu akan memberikanmu keselamatan."

Sebait nasihat Imam Ahmad bin Hanbal ini menjadi pengekang diri agar seseorang mampu mengendalikan diri sendiri di mana pun dia berada.

Ahmad bin Hanbal adalah imam madzhab keempat yang populer di kalangan ahlu sunnah. Lahir di Mary Turkmenistan, 780 M/164 H dengan nama lengkap Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris.

Saat usia 10 tahun dia sudah mengkhatamkan hafalan al-Qurannya, saat usianya 15 tahun sudah berkonsentrasi mempelajari hadis.

Semasa remaja dia bekerja menjadi tukang pos untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Di sela-sela pekerjaannya dia belajar di majelisnya Abu Yusuf Al-Qadhi yang merupakan murid senior imam Abu Hanifah.

Belajar darinya tentang dasar-dasar ilmu fikih, kaidah ijtihad dan metodologi kias.

Ia juga belajar kepada Haitsam bin Bisr seorang ulama hadis di Baghdad. Tak hanya di Baghdad imam Ahmad pun mengadakan rihlah ilmiah ke kota Mekah, di sana ia bertemu dengan Imam Syafii dan belajar kepadanya tentang fikih dan hadis selama empat tahun.

Perjalanan ilmiahnya dia lanjutkan ke sejumlah wilayah antara lain Madinah, Yaman dan Suriah.

Guru-guru Imam Ahmad bin Hanbal

Seperti yang dituturkan oleh Imam Al-Jawzy, bahwa guru dari Imam Ahmad bin Hanbal kurang lebih ada 414 orang. Di antaranya yang terkenal adalah Isma'il bin Ja'far, Abad bin Abad Al-Ataky, Umari bin Abdillah bin Khalid, Husyaim bin Basyir, Imam Syafii, Waki bin Jarrah, Isma'il bin Ulayyah, Sufyan bin Uyainah, Abdurrazaq dan Ibrahim bin Ma'qil.

Setelah selama 40 tahun berkutat dalam dunia kajian, akhir nya dia diakui sebagai seorang ulama bahkan memiliki pandangan tersendiri dalam segi fikih. Darinya lahir madzhab Hanbali.

Karya monumentalnya adalah Al-Musnad Al-Kabir -ensiklopedia hadis- di dalamnya terdapat kurang lebih 27.000 hadis hasil penelitiannya.

Pada hari Jumat pagi tanggal 12 Rabiul awwal 241 H, di usia 77 tahun Imam Ahmad bin Hanbal tutup usia di Baghdad.

Tergambar oleh kita bahwa para ulama sangat begitu antusias saat memperdalam pengetahuan mereka. Jarak seolah tidak begitu berarti bagi mereka yang tentunya 15 abad yang lalu sangatlah berbeda dengan zaman sekarang ini.

Terkadang hanya untuk mengonfirmasi satu hadis apakah dia itu sahih atau tidak mereka rela menempuh jarak berhari-hari. Karena kehati-hatian itulah keberkahan ilmu mereka dapat kita nikmati sampai saat ini.

Keteladanan dalam menuntut ilmu harus menjadi rujukan bagi generasi sekarang. Tantangan ataupun hambatan dalam mencari ilmu pasti sama, namun yang berbeda adalah ketika kita menyikapi tantangan itu, apakah surut mundur ke belakang atau sabar menetapinya.

Konsistensi dalam mencari ilmu ke berbagai pelosok negeri akan terus diikuti oleh para pencintanya. Warisan para ulama madzhab sampai hari ini menjadi bagian dari kajian kaum santri sehari-hari.

Madzhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali masing-masing memiliki kelebihan tersendiri di dalam cara berijtihad. Semua hasil dari pencarian ilmunya tercatat dalam lembaran-lembaran kitab karya mereka.

Al-Fiqhu Al-Kabir karya terbesar Imam Hanafi, Al-Muwaththa' adalah karya terbesar Imam Malik, Al-Umm adalah karya terbaik Imam Syafii dan Musnad Ahmad adalah karya monumental Imam Ahmad bin Hanbal.

Semua karya tulis itu terus dikembangkan oleh para pengikutnya sampai hari ini kita masih mendapat curahan ilmunya, barakallahu ajmaiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun