Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Kesurupan Ulah Makhluk Halus?

22 Desember 2021   15:35 Diperbarui: 22 Desember 2021   18:44 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh bisnis.com

Fenomena metafisik yang sering terjadi sehari-hari di sekitar kita, merupakan fenomena klasik yang sudah terjadi selama ribuan tahun lalu.

Interaksi dengan alam gaib juga menjadi cerita rakyat dari turun temurun, ada yang menerjemahkannya dengan pendekatan mistis yang cenderung subjektif dan ada juga yang menganalisasi dengan ilmu pengetahuan yang cenderung objektif.

Fenomena yang sering terjadi itu adalah kesurupan, surup merupakan kata dasar yang berarti sanding, rasuk. Kesurupan berarti kesandingan atau kerasukan. Sebuah kata yang selalu bermakna konotatif.

Artinya jika seseorang berperilaku di luar kebiasaan, baik ucapan atau tingkah lakunya. Seperti tertawa cekikikan, menjerit histeris, meronta-ronta, kejang-kejang, mata melotot dan sebagainya.

Indikasi tersebut selalu merujuk pada kata kesurupan. Namun seperti yang saya ulas di atas, bahwa ada yang menanggapi hal tersebut dengan metode mistis, mereka percaya bahwa fenomena tersebut terjadi karena ada ikut campur sejenis makhluk halus yang sering di deskripsikan sebagai Jin.

Kemudian dengan berbagai ritual penyembuhan pun dilakukan. Contoh ritual penyembuhan secara mistis, menyiramkan air garam di setiap pojok ruangan sambil membaca-baca doa, meminumkan air garam ke objek yang kesurupan, menggosokkan bawang putih dan sebagainya.

Pendekatan lain adalah menganalisa objek dengan ilmu pengetahuan (sainstifik). Pendekatan ini melibatkan disiplin ilmu baru yaitu Neurosains, Hipnotis, Kamera aura.

Ilmu saraf atau neurosains adalah bidang ilmu yang mempelajari sistem saraf atau sistem neuron. Ilmu yang mendeteksi objek melalui sinyal-sinyal saraf. Dalam susunan saraf kita ada yang dikenal dengan istilah Temporal Lobe terletak di sekitar area pendengaran, berfungsi untuk memahami percakapan, bahasa, pendengaran, bicara, memori, belajar dan merupakan area sensor bicara.

Temporal Lobe inilah saat mendapat gangguan sinyal maka fisik seseorang akan mengekspresikan gerakan-gerakan di luar kebiasaan. Seperti orang yang kerasukan, mengeluarkan gerakan yang tidak terkendali atau gerakan-gerakan sesuai perintah yang membisikan.

Hipnotis salah satu metode memengaruhi saraf agar objek dapat melakukan perintah apa saja yang diinginkan pembisik. Semua perintah otomatis masuk lewat Temporal Lobe tadi.

Apakah sang pembisik itu berwujud manusia atau pembisik itu makhluk lain selain manusia yang menyebabkan gangguan psikis.

Sedangkan untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar kerasukan atau hanya akting semata. Dengan kemajuan teknologi kamera aura dapat mendeteksinya. Infra red yang ditembakkan ke objek mampu mengeluarkan warna sinar yang berbeda-beda.

Jika seseorang dalam kondisi kejiwaan yang stabil maka sinar yang di munculkan monitor berwarna merah. Tapi jika objek dalam kondisi jiwa yang labil maka akan memunculkan warna merah cenderung kehitaman.

Bagi sebagian orang tentu ada yang percaya bahwa kerasukan itu perbuatan makhluk halus sebangsa Jin, oleh karena itu metode penyembuhannya pun biasanya cenderung memakai metode mistis seperti jampi-jampi.

Namun ada juga di kalangan  agamawan penyembuhannya menggunakan metode ruqyah, bacaan doa penangkal dari bisikan-bisikan siapa saja yang mendorong seseorang untuk berperilaku negatif.

Para agamawan khususnya agama Islam, selalu menyarankan bagi para penganutnya agar selalu membentengi diri dari keburukan-keburukan bisikan makhluk lain baik dari bangsa manusia atau bangsa Jin.

Jangan pernah membiarkan pikiran kita kosong dari dzikir dan doa minta perlindungan keselamatan. Pikiran yang kosong terpancar dari gelombang alpha menuju tetha. Saat mengantuk menuju tidur itulah otak kita memancarkan kedua gelombang tersebut.

Saat emosi labil, pikiran kosong otak kita pun memancarkan gelombang alpha menuju tetha sangat rawan untuk mendapat bisikan-bisikan (pengaruh) negatif dari luar.

Kesurupan dan penyembuhannya

Ilutrasi diambil dari mojok.co
Ilutrasi diambil dari mojok.co

Dari berbagai fenomena gangguan jiwa yang spontan, orang kebanyakan mengistilahkannya dengan kesurupan.

Seperti gangguan kesehatan, tentu membutuhkan formula yang tepat bagaimana cara mengembalikan objek dari kondisi bawah sadarnya menjadi sepenuhnya dalam kesadaran.

Berdasarkan pengalaman penulis, kondisi seseorang yang ada dalam pengaruh bisikan luar –kesurupan—ada pada kondisi blank mind syndrome (kekosongan pikiran). Saat itulah bisikan-bisikan negatif akan sangat mudah masuk merasuk dalam alam bawah sadar objek.

Apa yang harus kita lakukan saat hal itu terjadi? 

Pertama, tenangkan kondisi kejiwaan objek dengan terus membisikkan hal-hal positif, dengan begitu frekuensi bisikan dari sinyal yang lain menjadi terganggu. Gelombang negatif yang masuk lewat temporal lobe dengan sendirinya menjadi kacau.

Kedua, pecahkan konsentrasi  objek dengan cara menekan atau sedikit memukul titik sarafnya agar kesadaran objek sesegera mungkin kembali. Dengan sedikit rasa kesakitan, kesadaran objek akan cepat kembali pulih.

Fenomena ini tidak akan pernah hilang karena kejadiannya seiring sejalan dengan kehidupan manusia sehari-hari.

Baik penanganan secara mistik atau sainstifik selalu berakhir dengan kontroversi. Namun setidaknya penanganan berdasar empiriklah, yang lebih bisa dijadikan rujukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun