Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Utusan-Utusan Rasul Saw ke Berbagai Pelosok

20 Desember 2021   19:36 Diperbarui: 21 Desember 2021   06:29 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi poto oleh pixabay.com

Syiar Islam tak mungkin akan menyebar seluas seperti sekarang bila tidak ada para perintis dakwah yang memulai bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, atau dari satu pelosok ke pelosok lainnya.

Ketika Nabi Saw. mulai diangkat menjadi Rasulullah, maka tugas dakwah pun mulai dilakukan secara terang-terangan.

Sebelumnya dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun, akhirnya perintah dakwah secara terang-terangan pun ditetapkan.

Tatkala Hamzah bin Abdul Muthalib yang notabene adalah pamannya sendiri masuk Islam, disusul Umar bin Khattab. Islam semakin kuat walaupun intimidasi masih tetap dilakukan para majikan yang hamba sahayanya diketahui menjadi pengikut Muhammad Saw.

Di tahun-tahun berikutnya Islam semakin bertambah banyak pengikutnya, tibalah saatnya perintah hijrah.

Bagi kaum Muslimin yang lemah ekonomi maupun tidak punya posisi politik di Mekah, mereka diperbolehkan hijrah demi melindungi diri dari segala intimidasi tokoh Quraisy yang berseberangan dengan kaum Muslimin.

Hijrah pertama kaum Muslimin adalah ke Habsyah, menemui raja Najasyi penganut Nasrani yang taat dan mampu memberi suaka bagi para Muhajirin.

Dalam kondisi hijrah itu pun dakwah tetap dilakukan, bahkan saat raja Najasyi mengundang mereka ke istananya.

Ja'far bin Abi Thalib selaku pimpinan rombongan berdialog dengan sang raja mengenai ajaran Islam dan kedudukan Muhammad Saw. sebagai nabi Allah, juga berbicara tentang Isa Almasih bin Maryam yang menurut pandangan Islam dia bukan anak Tuhan, namun tidak lebih hanya seorang nabi dan rasul Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun