Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merpati yang Tersakiti

24 November 2021   01:48 Diperbarui: 24 November 2021   09:04 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sangka angin akan selalu bersahabat
Namun nyatanya badai menghempas hebat
Ku terjang badai dengan tekad yang kuat
Namun aku tetap terhempas oleh terpaan angin dahsyat

Aku hanyalah seekor Merpati yang tiada daya
Kata orang bagus rupa nyatanya tidak
Banyak orang terpesona karena pandangan mata
Pandangan yang menjebak penuh tipu daya

Niatku bulat tidak mengenal putus asa
Asa kuat tergantung di rongga dada
Tantangan dan rintangan menjadi teman setia
Bila tak kuasa Aku cepat bersimpuh kepada-Nya

Aku adalah merpati yang tersakiti
Tak ubahnya kehidupan ini bak alam mimpi
Dunia hanya dipandang dengan latar belakang materi
Tapi bagiku tetap saja sepi

Aku adalah Merpati yang tersakiti
Terpenjara dilorong-lorong goa yang sunyi
Keindahanku tak mampu memikat hati pendengki
Padahal Aku berulang kali merajuk tanda berbakti

Ya sudahlah apa daya ku kini
Melawan pun tiada berarti
Ku serahkan semuanya pada Ilahi
Agar tak terlalu sakit di hati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun