Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tumbuh Suburnya Aliran Menyimpang di Pelosok Negeri

30 Oktober 2021   13:37 Diperbarui: 30 Oktober 2021   13:40 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota dan susah sekali diakses oleh masyarakat luar, akhirnya segala aktivitas berjalan seolah bebas tanpa panduan. Dalam hal ini panduan syariat Islam. Itulah yang terjadi di Kampung Cimenteng, Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Sebuah komunitas yang menamakan diri Hakdzat disinyalir menjalankan praktik keagamaan yang menyimpang. Hal tersebut berdasar pada pernyataan MUI Pandeglang, bahwa komunitas Hakdzat ini walaupun sandaran agamanya adalah Islam namun dalam beberapa ritual keagamaannya banyak sekali yang menyimpang.

MUI bersama Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan ulama kharismatik Abuya Muhtadi telah melakukan pembinaan kepada pengikut aliran Hakdzat.

Di antara penyimpangannya adalah shalat menghadap ke arah empat penjuru mata angin, seperti terkonfirmasi dari jawaban ketiga tokohnya. Yakni Misran, Karyati dan Abah Sahim. Mereka menyatakan bahwa shalat menghadap keempat arah mata angin hanyalah shalat sunat saja sementara shalat wajib mereka biasa melakukannya seperti pada umumnya yaitu menghadap Kiblat.

Kemudian salah seorang yang bernama Abah Sahim mengatakan apa yang mereka lakukan itu semata-mata hanya karena mendapat wangsit dari Ratu Pantai Selatan, hal ini jelas sekali merusak tauhid, ungkap ustaz Khalid Basalamah, saat diminta konfirmasi seputar aliran sesat oleh pihak TvOne dalam sebuah acara bertajuk FAKTA.

Kerusakan akidah tampak pada kepercayaan tentang wangsit bahwa ada selain Allah SWT yang bisa diambil menjadi sumber hukum untuk memutuskan perkara mereka.

Selanjutnya ada ritual mingguan yang dianggap sesat juga oleh MUI Pandeglang, Banten. Mereka mempunyai kitab rujukan yang bernama Kidung Sunda. Isinya adalah ajaran Hakdzat dalam bentuk syair-syair.

Sebelum Hakdzat muncul juga ajaran sesat lainnya yaitu komunitas Hakekok Balakasuta. Ritual agama yang paling ekstrem mereka lakukan adalah ritual mandi bersama tanpa busana, dengan alasan untuk melunturkan segala dosa-dosa yang melekat di badan mereka.

Ritual minus adab ini jelas sangatlah sesat karena Islam sebagai agama adab sangat memperhatikan sekali adab bersuci. Seperti mandi, wudu dan lain sebagainya. Apalagi mandi bersama antara laki-laki dan perempuan tanpa busana jelas bukan ajaran Islam. Bahkan secara adat ketimuran juga sangat bertolak belakang.

Ada beberapa poin sesat dari ajaran Hakekok Balakasuta.

Pertama, kewajiban mengucapkan 'Sampurasun' bagi para pengikutnya daripada ucapan Assalamu'alaikum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun