Keempat, membuka ruang diskusi antar tokoh pedalaman dengan Majelis Ulama. Dialog ini sangat penting dampaknya sebelum para tokoh itu mengajarkan apa yang menjadi pengetahuan mereka tentang agama, maka sarana diskusi inilah memungkinkan dapat meluruskan berbagai pandangan sesat tentang ajaran Islam. Dialog pun digelar dengan prinsip ukhuwah tanpa ingin menjatuhkan lawan bicara.
Kelima, mengutus da'i-da'i. Pengutusan da'i ke sebuah tempat terpencil atau pedalaman sudahlah dirintis oleh Rasulullah saw., maka bukan hal aneh bagi umat ini untuk meneladani metode dakwah Rasulullah saw. tersebut.
Datangnya para da'i ke pelosok-pelosok negeri diharapkan menjadi perantara tersambungnya ajaran Islam dan bagi para penduduk pedalaman mampu merasakan agama ini memang benar sebagai rahmatan lil alamin. Bukan agama bagi kelompok tertentu saja atau kaum tertentu saja.
Para penyampai risalah itu merupakan pelanjut bagi dakwah Islam sehingga dengannya masyarakat menerima pengetahuan yang sama dengan yang dipelajari masyarakat perkotaan umumnya.
Dengan semakin ketatnya pengawasan dari berbagai pihak yang memiliki kewenangan, diharapkan mampu meminimalisir tumbuhnya aliran sesat di negeri ini.