Kedua, kalimat syahadat Hakekok Balakasuta adalah Ashadatan ala ilahailah  wasyahadatan ala saidina Muhammad Ama sepuh. Maksud syahadat tersebut adalah lebih meyakini Ama sepuh daripada Allah SWT dan Rasulullah saw.
Ketiga, tidak ada kewajiban shalat lima waktu bagi para pengikutnya.
Keempat, mengutamakan meminta kepada Ama sepuh daripada Allah SWT.
Kelima, kelompok aliran Hakekok setiap bulan mengadakan pertemuan pada hari minggu Wage dan dibacakan Kidung sunda dari kitab berjudul Kitab Domek.
Keenam, menjanjikan kekayaan bagi para pengikutnya.
Ketujuh, jika pengikut Hakekok keluar, maka dipercaya akan mendapatkan bala' atau kecelakaan.
Dan sejumlah kesesatan lainnya.
Aliran ini sempat mendapat pembinaan oleh MUI pada tahun 1980 an, namun kemudian ramai kembali setelah ada pemberitaan yang menghebohkan yakni ritual mandi bareng oleh komunitas ini di sebuah rawa, dengan kondisi telanjang bulat di desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten. Hal itu berlangsung pada kamis siang, 11 Maret 2021.
Keesokan harinya kejadian tersebut dilaporkan masyarakat sekitar pada aparat kepolisian setempat. Setidaknya ada 16 anggota Hakekok Balakasuta yang ditemukan sedang melakukan ritual mandi bareng, terdiri dari 13 orang dewasa dan 3 anak-anak.
Walaupun selalu dilakukan pembinaan oleh MUI dan pihak aparat kepolisian, namun komunitas menyimpang tersebut mati tumbuh lagi.
Beberapa faktor penyebab suburnya aliran menyimpang.