Umur menurut KBBI adalah "lama waktu hidup atau ada." Berbicara tentang umur, maka umur adalah tenggang waktu bagi seseorang semenjak dia lahir sampai diwafatkan.
Ada yang diwafatkan saat masih balita, dewasa atau bahkan sampai sangat tua sehingga dikembalikan akal dan pikirannya oleh Allah seperti balita/pikun. Dari bermacam fase umur ini bisa di isi oleh hal-hal yang bermanfaat atau ada juga yang mengisinya dengan hal yang sebaliknya.
Berleha-leha tidak menghasilkan apa pun dalam kehidupannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa umur itu bermanfaat atau menurut terminologi agama adalah berkah, jika umurnya tidak tergantung bilangan tahun berapa lama dia hidup namun namanya tetap dikenang sepanjang masa.
Keharuman nama seseorang tidak bergantung pada seberapa lama dia hidup. Sebagai contoh, Jendral besar Sudirman. Beliau wafat di usia muda yaitu sekitar 34 tahun. Pada 29 Januari 1950 di Magelang.
Akan tetapi prestasi beliau sudah memenuhi semua unsur tahapan usia, dalam arti kemapanan usia. Karena bagi seseorang untuk sampai ke level Jendral biasanya berumur sekitar 50 tahunan. Namun beliau sudah sampai ke level itu hanya dengan usia 30 tahunan.
Teringat kisah tentang Nabi Isa a.s, Â Allah angkat ke langit dalam usia 33 tahun. Misi dakwah Nabi Isa a.s tuntas di usia masih sangat muda.
Banyak lagi pemuda-pemuda yang diwafatkan Allah dalam usia belia. Ashabul kahfi adalah kelompok anak muda yang Allah tidurkan di dalam gua selama 309 tahun. Fisik mereka masih tetap seperti semula selayaknya pemuda usia 30 an, tak berapa lama setelah mereka bangun lalu Allah wafatkan.Â
Hingga sekarang kita bisa mengambil pelajaran dari kisahnya. Cerita tentang sekelompok pemuda penghuni gua ini terus berkembang dari mulut ke mulut, ada yang mengatakan jumlah mereka 3 orang, empat dengan anjingnya. Ada yang mengatakan jumlah mereka 5 orang, enam dengan anjingnya. Ada juga yang mengatakan 7 orang, delapan dengan anjingnya, Allah lah yang maha tahu jumlah mereka.
Usia muda yang produktif itu sangatlah berbeda dengan usia-usia yang walaupun dari segi jumlah bilangan sudah sangat senior seperti 60 sampai 70 tahunan atau lebih tapi tidak menghasilkan sesuatu apa pun.
Beberapa tahun ke belakang juga kita pernah diingatkan dengan para Mubalig/Pendakwah moral yang diwafatkan Allah dalam usia muda. Kita ingat sosok Habib Munzir Al-Musawa, beliau diwafatkan oleh Allah di usia 40 tahunan.
Beliau adalah Da'i muda yang aktif berdakwah ke pelosok-pelosok penjuru Indonesia. Belia pernah bercerita dalam satu kesempatan Dia masuk ke pulau di pedalaman Papua, menuju ke suatu tempat yang hanya bisa dilewati oleh sampan kecil. Melalui rawa-rawa sempit bersemak baru kemudian sampai ke kampung yang dituju. Tak ada jalan darat hanya untuk berdakwah.
Allah SWT wafatkan beliau dalam usia muda yaitu 40 tahun, pada tanggal  15 September 2013 dengan wasilah sakit asma dan sering sakit kepala hebat.
Sebelumnya kita di ingatkan kembali oleh kematian Da'i kondang ustaz Jefry Al-Bukhori, beliau berdakwah menggunakan popularitas keartisannya dan berdakwah di lingkungan para pegiat seni serta di layar kaca.
Banyak sekali mustamik atau jamaahnya. Ceramah beliau sangat diminati kaum hawa terutama ibu-ibu. Masuk ke semua segmen usia karena bahasa nya mudah dicerna sekalipun oleh orang awam. Allah wafatkan juga di usia muda, pada tanggal 26 April karena kecelakaan tunggal.
Selang berapa tahun kemudian Ustaz Arifin Ilham wafat, tepatnya 22 Mei 2019 setelah koma dan dirawat di salah satu Rumah sakit di Malaysia terindikasi kanker Nasofaring dan kelenjar getah bening.
Tuan guru yang tak kalah kondangnya dengan Da'i lain. Beliau adalah pemimpin majelis dzikir di Sentul, Bogor. Aktivitas sehari-harinya memimpin majelis Azzikra, ceramahnya tak lepas dari mengingatkan umat agar tetap berzikir. Jamaahnya banyak sekali, bahkan beliau pun keluar masuk Instansi pemerintahan maupun swasta seperti TNI, Polri dan BUMN.
Segmen dakwah yang ditawarkannya adalah metode zikir karenanya sangat mudah diterima oleh berbagai macam kalangan. Akhirnya Allah wafatkan beliau pada usia ke 49 tahun.
Kita berkaca dari usia para Mubalig itu, mereka yang memiliki umur dengan sarat kualitas. Walau jasad telah dikandung tanah bahkan mungkin telah hancur tetapi apa yang mereka ajarkan, nama baik mereka itu mengharumkan usianya. Maka itulah yang disebut keberkahan umur.
Umur panjang itu artinya berkahnya umur yang Allah berikan kepada seseorang walau dalam bilangan jumlahnya hanya beberapa tahun saja. Bahkan bisa disebut masih muda tapi karena kemampuan orang-orang tadi mengatur waktunya, memanage umurnya, hingga setiap waktu, setiap detik itu merupakan investasi bagi dirinya untuk kemudian hari di kenang masa hidupnya.
Jadi umur atau yang biasa disebut bilangan usia itu tidak ditentukan dari bilangan waktunya. Bukan suatu jaminan bagi seseorang yang umurnya puluhan tahun menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi yang lain atau bahkan bagi dirinya sendiri.
Karena umur itu bukan pada bilangan tetapi umur itu terdapat pada kualitas hidupnya. Apakah digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat atau leha-leha dihabiskan untuk hal-hal yang tidak berguna.
So masihkah layak ungkapan "Selamat panjang umur, bagi mereka yang selalu menyia-nyiakan nya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H