Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebekuan Berpikir Vs Keterbukaan Akal Sebuah Tafakkur, Tidak Sama Antara yang Diam dengan yang Aktif

2 Agustus 2021   18:50 Diperbarui: 2 Agustus 2021   19:02 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak kelompok atau aliran di tengah masyarakat waktu itu mencoba untuk mengusulkan dasar negara. Ada kaum nasionalis, ada dari kelompok Islamis, ada juga dari kelompok-kiri seperti sosialis-komunis.

Namun akhirnya formula dasar negara di ambil berdasarkan kesepakatan bersama, karena para pendiri bangsa yakin bahwa bangsa Indonesia sebesar ini tak akan mampu di kerjakan pembangunannya hanya oleh satu golongan saja. Maka di pilihlah Pancasila sebagai dasar negara.

Akhirnya semua kelompok atau golongan harus sepakat dalam kata berbeda-beda tetapi satu jua. Itulah salah satu contoh pergerakan yang akhirnya mendapatkan sesuatu yang sangat berharga yaitu kemerdekaan, yang didapat karena keinginan yang kuat rakyat Indonesia untuk lepas dari keterjajahan.

Mari kita berimajinasi seandainya rakyat Indonesia tetap diam di nina bobok kan oleh penjajah maka bukan tidak mungkin bangsa ini akan tetap terjajah sampai hari ini.

Mereka bangkit mereka bergerak dan akhirnya tercapai segala cita-citanya. Kita flasback ke belakang, bagaimana kaum Muslimin yang di gerakan oleh Nabi Muhammad SAW.

Mampu bangkit dan tumbuh besar melewati batas-batas teritorialnya. Melangkah mantap membuka daerah-daerah yang sebelumnya tertutup syiar tauhid.

Sekarang hampir seluruh belahan dunia terdampak dakwah Islam. Padahal semula Rasulullah SAW, beserta para sahabat mendapat tekanan yang sangat hebat dari orang-orang Quraisy.

Bahkan ketika jumlah kaum muslimin masih bisa dihitung jari, tak jarang siksaan yang menimpa kaum muslimin sangat hebat dan berat sekali.

Berbagai macam siksaan yang dirasakan kaum muslimin seperti: dicambuk, diseret, dibebani batu kemudian dijemur diterik padang pasir, namun semua itu tak menyurutkan tauhid mereka.

Sumayyah adalah Syahidah pertama yang dibunuh tuannya. Sumayyah adalah ibunda dari Ammar bin Yasir, sahabat dekat Sang Nabi.

Guncangan kejiwaan karena siksaan fisik tak mampu mengguncang ke imanan mereka. Bilal bin Rabah tetap tabah, Ammar bin Yasir tetap tegar walau ibunya terbunuh, khabab bin Arat dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun