Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bahagia di Tepi Petaka

29 Juni 2021   12:52 Diperbarui: 29 Juni 2021   13:16 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Usai menunaikan Shalat dia menuju ke ruang bersalin istrinya barangkali ada berita gembira yang akan dia dengar.
Begitu terkejutnya dia ketika masuk ruang bersalin ternyata telah banyak Dokter dan Suster yang mengerumuni istrinya, keadaan pun menjadi tegang karena jabang bayi tak kunjung lahir. Ada kelainan kelahiran dari kebiasaan melahirkan.


Biasanya bayi terlahir kepala duluan baru diikuti anggota badan lainnya. Nah yang ini ternyata area pantat duluan akhirnya menyebabkan susah dalam kelahirannya. Sang suami terus berdo'a sambil harap-harap cemas karena perjuangan sang istri benar-benar antara hidup dan mati.


Nampak seorang Suster naik di samping istrinya lalu dia menekan-nekan area perut seolah-olah sedang mendorong bayi yang ada di dalam perut seperti mendorong benda yang berat atau sejenisnya dia terus berusaha ikuti anjuran Dokter yang memandu.


Setelah sekian lama berusaha keras akhirnya sang jabang bayi pun terlahir, “eaa...,eaa...” nyaring sekali suaranya. “Alhamdulillah,” gumam sang suami dengan nada gembira. Terlihat wajah istrinya lemas melemah karena kehabisan tenaga sewaktu berusaha melahirkan tadi.
Suster-suster lain pun sibuk memasang alat bantu infus ke tangan sang istri untuk mempercepat proses pemulihan energinya kembali.

Hari pun berlalu kini keluarga kecil itu pun bahagia dengan kedatangan anggota baru yang akan meramaikan rumah kecilnya itu.
Jikalau Tuhan takdirkan lain tentu masalahnya juga akan berbeda seandainya sang istri dan jabang bayi tak selamat tentu berbeda ceritanya, ah..tapi itu kan seandainya.


Tuhan lebih sayang dan lebih tahu akan segalanya.

*dari kisah nyata medio mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun