Mohon tunggu...
Abah Raka
Abah Raka Mohon Tunggu... Buruh - catatan-catatan receh tentang filsafat dan politik

kanal personal: https://abahraka.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gagal Nyagub, Inilah Lima "Dosa"Anies Baswedan

2 September 2024   08:15 Diperbarui: 2 September 2024   08:22 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Anies Baswedan sejatinya adalah figur yang cukup ideal untuk memimpin Daerah Khusus Jakarta. Ia cukup berhasil menata kota dan warganya puas dengan kepemimpinannya. Ia sangat layak jika kembali untuk memimpin DK Jakarta yang telah ia urus selama kurang lebih 5 tahun.

Belakangan, Anies tidak bisa mendaftar menjadi salah satu Cagub DK Jakarta karena PKB dan PKS menarik dukungannya dan mengalihkan dukungan kepada Ridwan Kamil, sementara PDIP yang disinyalir akan mengusungnya akhirnya mengusung kadernya sendiri, Pramono Anung dan Rano Karno.

Isu yang beredar, Anies akan diusung melalui Pilgub Jawa Barat juga sempat santer beredar di media mainstream, namun terhnyata tidak terjadi. Walhasil Anies tidak menjadi Cagub baik di DK Jakarta ataupun Jawa Barat.

Menurut hemat saya, terdapat beberapa 'dosa' Anies hingga tidak menemukan labuhannya dalam Pilgub 2024 kali ini. Tentu saja ini sangat subjektif, namun sangat masuk akal karena 'dosa' ini merusak relasi antara Anies dan Partai-partai yang seharusnya mengusungnya. Sementara politik itu sangat cepat sekali berubah, sedangkan Anies secara personal tidak dapat mewadahi kepentingan partai-partai yang ingin berkuasa.

Berikut beberapa 'dosa' Anies yang menjegalnya sendiri dalam pencaguban:

1. Politik Identitas.

Sah-sah saja menjadikan identitas sebagai stratak. Namun, ini menjadi boomerang bagi Anies. Saat Nyagub dan menjadi Gubernur DKI periode 2019-2024, Anies berhadapan dengan partai besar PDIP.

Masih ingat bagaimana kentalnya aura 'permusuhan' Pilgub DKI antara Anies dan Ahok, hingga muncul politik identitas. Bagaimana pun Ahok adalah kader PDIP yang aktif sampai saat ini, dalam kacamata saya, Ahok tidak akan rela jika Anies diusung oleh partainya sendiri. Ahok sendiri masih besar kans dan fansnya di PDIP dan DKI ataupun di Indonesia.

2.Tidak akur dengan Presiden saat ini.

Perseteruannya dengan Joko Widodo karena memiliki latar belakang sebagai mantan menteri yang diberhentikan juga punya kontribusi, terjadinya kegagalan Anies dalam pencaguban. Walaupun, kelihatannya Joko Widodo mulai ditinggalkan oleh koalisinya, sepertinya masih punya pengaruh terhadap beberapa partai yang menteri-menterinya berada dalam kabinetnya saat ini.

3.Anies berani mencalonkan diri menjadi presiden dan berhadap-hadapan dengan Prabowo Subianto yang notabene pengusung utama pada Pilgub Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun