Mohon tunggu...
Abah Raka
Abah Raka Mohon Tunggu... Buruh - catatan-catatan receh tentang filsafat dan politik

kanal personal: https://abahraka.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Presiden, Stop Keparnoanmu!

18 Maret 2012   16:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:51 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagai orang nomor satu di negeri ini, sangat wajar kjika semua orang melihat sosoknya sering mendapat tiupan angin kencang jika terjadi sesuatu. Ia berada di posisi puncak, sehingga ada sedikit angin saja, ia adalah orang yang paling dahulu menerima riakannya. Perkara begini tentu menjadi hal yang dapat dimaphum oleh semua orang. Karena sebagai pemimpin dia harus mampu memotivasi dan mengayomi semua stakeholdernya. Dan itulah salah satunya gunanya sebagai pemimpin.

Namun membaca dan menonton berita-berita SBY hari ini, justeru sifat lembeknya bin tidak tegasnya kelihatan, SBY menjadi sangat parno. Bukan berkaitan apakah BBM jadi naik atau tidak, tetapi berkaitan dengan adanya isu-isu pengancaman terhadap dirinya. Secara terbuka, kepada media ia sampaikan bahwa diri dan keluarganya mendapatkan ancaman melalui sms. Ia juga mengatakan bahwa akan ada yang menjatuhkannya di jalan. Ia juga mengataan bahwa taun 2005, saat akan menaikan BBM, ia diejek oleh media dan politisi lawannya.

Mendengar banyak curhatan seperti disampaikan ke media dan para koleganya di PD, Presiden SBY justeru memperlihatkan kelemahannya sebagai pemimpin, wajar saja jika banyak orang yang menilai bahwa Bapak Presiden kita itu tidak tegas, banyak pertimbangan memang menunjukan kehati-hatian, tetapi justeru akhirnya menjadi boomerang, karena pada akhirnya sebuah tindakan harus didahului oleh sebuah keputusan.

Pun berkaitan dengan kenaikan BBM, jika SBY sudah yakin bahwa hal tersebut sebagai keputusan terbaik untuk kemajuan bangsa, gak perlu takut, gak perlu ragu, walaupun banyak masyarakat yang tidak setuju, apalagi pake curhat segala, sama saja SBY membongkar aibnya sendiri, membuka borok sendiri bahwa ia sendiri tidak yakin akan menaikan BBM. Dengan demikian, kenaikan BBM menjadi identik dengan ketidakbecusan pemerintah dalam mengelola keuangan Negara.

Jika pun akan ada sekelompok orang yang ingin menjatuhkan SBY ataupun mengancam, hal ini sangat-sangat-sangat dan sangat wajar, sebagai resiko dari buah keputusan yang tidak/ belum tentu diamini oleh semua kalangan. Bukankah ini Negara demokrasi.

Jadi tolong lah pak SBY jangan mengeluh, curhat sih boleh saja, tapi curhat tersebut hanya berlaku buat orang yang labil, yang tidak mampu berfikir sendiri, tidak mampu membuat keputusan sendiri, curhat itu hanya pantas buat orang yang lemah secara mental. Bapak sebagai presiden tidak pantas untuk curhat, bukankah bapak presiden selama ini selalu menjaga pencitraan? Dengan curhat, artinya citra menjadi turun!

Bagaimana rakyat mau tenang jika BBM jadi naik, jika presidennya sendiri tidak tenang. Bagaimana rakyat mau kuat menerima berbagai cobaan dari buah kebijakan yang bapak presiden jalankan jika Bapak presidennya saja tidak kuat menerima berbagai cobaan, ada sms ancaman saja sudah curhat, curhat itu menunjukan ketakutan pak SBY, tolong tentangkan hati rakyat, bukan malah membuat suasana menjadi tidak tentang. Jamin kami bahwa kenaikan BBM tersebut akan berdampak positif secara nasional, walaupun sembako dan kebutuhan lainnya akan naik.

Stop Keparnoannya pak SBY, please! Rakyat butuh ketenangan dan kepastian, bukan curhatan! Naik atau tidak? Itu saja! Jikapun ancaman itu terbukti, bukankah itu bakti bapak untuk negeri? Dan bertawakal saja kepada Tuhan, bahwa kebenaran yang bapak tegakan akan dilindungi oleh-Nya!

STOP PARNOMU!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun