Dengan berbagai atribut yang disandangnya, Gagasan Islam Syariati tidak hanya berpengaruh pada level Nasional Iran, tetapi menyebar ke seluruh pelosok dunia Barat dan Timur, tak terkecuali Indonesia. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Amin Rais juga oleh John L. Esposito,:
" Makna penting Syariati tidak hanya terbatas bagi Iran saja, sebab ia adalah salah satu contoh dari suatu generasi baru kaum intelektual dan aktivis politik berorientasi Islam yang hidup di hampir seluruh dunia Muslim masa kini. Ali Syariati sudah menjadi tokoh Islam internasional yang gagasan-gagasan dan tulisan-tulisannya ditelaah, diperdebatkan, dan diperbandingkan jauh di luar batas-batas negeri Iran.. Tahun 1970-an membawa perubahan-perubahan besar dalam dunia muslim. Dari Sudan sampai Sumatera, agar timbul kembali sebagai faktor penting dalam dunia politik muslim".
Di Indonesia, walaupun mayoritas penduduknya bermadzhab Sunni yang jelas-jelas berbeda corak dengan Syariati yang bermadzhab Syi'ah, tetapi sebagian intelektual Muslim sudah mengenal pemikirannya lewat penerjemahan buku-bukunya sejak akhir tahun 1970-an. Di Tahun 1980 bersamaan dengan penerjemahan dan kajian-kajian tentang Syari'ati, muncul kelompok "Kiri Islam", baik dari LSM maupun aktivis Islam seperti HMI, MPO, Masjid Salman ITB dan Masjid Shalahuddin Yogyakarta. Pemikiran dan penafsirannya tentang agama, yang dekat dan berfihak pada rakyat kecil demi keadilan, dan kemudian diwujudkan dalam tindakan kongkrit agaknya masih relevan dengan kondisi Indonesia yang rakyatnya masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan. Harus diakui bahwa yang paling banyak mendapatkan perhatian ialah tulisan-tulisan sosiologis Ali Syariati, yang hampir sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia seperti ditulis oleh Kuntowijoyo. Kebanyakan kaum muda menjadi pendukung aktif dari pikiran-pikiran Islam radikal Ali Syariati. Para aktivis pemuda dari kelompok yang membela hak-hak petani di beberapa tempat diilhami oleh cita-cita pembebasan Ali Syariati, yang berarti aktivisme sosial dan advokasi mereka pada kaum tertindas masih lebih dikerangkai oleh nilai dan norma Islam. Kalau Syariati tidak dikenal tentu mereka akan pergi kepada marxisme untuk berguru tentang praxis. Disarikan dari berbagai sumber dan tulisan-tulisan Ali Syariati versi terjemahan, www. shariati.com serta buku biografinya ‘An Islamic Utopian A political Biografhy of Ali Syari'ati' karangan Ali Rahnema.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H