Mohon tunggu...
Dudi Ridwandi
Dudi Ridwandi Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Mahasiswa, dan Administrasi

Sederhana, ndeso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen l Markotop dan Kemetak (Karma Polisi 2)

20 September 2019   09:35 Diperbarui: 20 September 2019   10:19 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu polisi tersebut segera menyuruh istrinya agar mencari orang yang pernah ditilangnya untuk dimintakan maafnya. Setelah mencari dan bertanya kesana kemari tidak ketemu dan  istrinya pasrah. Akhirnya polisi itu meninggal sebelum meminta maaf. Tragis.

" Mar, apa benar polisi itu sakit akibat pernah membuat sakit hati orang?" kata Kemetak.

" Mungkin saja Tak, mungkin saja orang yang ditilang tersebut disaat ketilang dia cuma punya uang yang pas-pasan dan untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan uang pas-pasan itu juga dia berharap supaya istri dan kedua anaknya tidak telantar " jawab Markotop.

" Tapi kan, sebagai polisi dia cuma menjalankan tugas saja. Jadi salahnya orang itu tidak mematuhi peraturan" sambung Kemetak.

" Benar Tak, polisi itu menjalankan tugas sesuai aturan. Tapi kan harus punya kebijakan sedikit dong. Orang tersebut memakai motor butut dan pastinya orang susah dengan istri dan kedua anaknya yang masih kecil-kecil, kasihan sedikit dong. Dan saat menilang orang tersebut itu bukan di jalan protokol atau jalan provinsi, melainkan di jalan desa. Uang pas-pasan yang seharusnya buat kebutuhan itu diambil semuanya. Paling tidak diberi surat tilang agar ikut sidang di pengadilan, jangan uangnya diambil sendiri" tambah Markotop sedikit sewot.

" Kok bisa polisinya langsung sakit, Mar?" Tanya Kemetak lagi.

" Salah satu do'a yang dikabulkan oleh Allah itu do'a orang teraniaya Tak, orang tersebut saya yakin tidak mendo'akan polisi itu jelek. Akan tetapi, agar polisi itu sadar dan diberi peringatan supaya jangan begitu lagi dengan orang kecil. Uang yang seharusnya untuk menafkahi istri, untuk makan anak-anaknya, atau untuk bayar sekolah anaknya harus raib ditangan orang yang korup. Dia menangis sebagai orang miskin dan tidak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa dilakukan hanyalah meminta keadilan Tuhan" Markotop mencoba menjelaskan lagi.

" Seharusnya polisi itu sadar dan segera minta maaf ya Mar ?" Tanya Kemetak lagi.

" Iya Tak, kalau kita salah sama Tuhan lebih mudah, tinggal kita taubat dan meminta maaf serta tidak akan mengulangi perbuatannya lagi, selesai. Tetapi, kalau kita salah sama orang, kita harus langsung meminta maaf sama orang tersebut dan tidak boleh diwakilkan" sambung Markotop.

" Tetapi saya masih ragu Mar, kalau polisi itu sakit dan meninggal hanya gara-gara menilang orang " Kemetak masih ragu dengan kejadian itu.

Lalu Markotop pun mengiyakan, " Saya juga ragu Tak, yang jelas dia sakit dan meninggal karena sudah takdirnya, bukan karena saya, Tak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun