Mohon tunggu...
Dudi Ridwandi
Dudi Ridwandi Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Mahasiswa, dan Administrasi

Sederhana, ndeso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Markotop dan Kemetak Bagian 15

30 Januari 2018   09:01 Diperbarui: 30 Januari 2018   09:34 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Istri Kemetak mengadu kepada Kemetak atas apa yang dilakukan Sudrun kemarin terhadap putranya. "Pak, kemarin itu si Sanip bertengkar sama anak kita dan  Sudrun ikut-ikutan memarahi anak kita. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri Sudrun memaki-maki anak kita, padahal anak kita tidak salah, justru anaknya Sudrun yang memulai pertengkaran lebih dulu".

Lalu Kemetak naik pitam dan akan melabrak Sudrun karena telah berbuat tidak baik dengan memaki-maki anaknya. Di perjalanan dia mau ke rumah Sudrun bertemulah dengan temannya si Markotop, lalu Markotop menyapa " Tak, mau kemana kamu kok jalannya cepat sekali dan wajahmu agak sewot gitu?". Kemetak pun menjawab "Mau kerumah Sudrun, kemarin sudah memaki-maki anakku karena anaknya bertengkar dengan anakku. Saya mau buat perhitungan dengannya".

Markotop pun tersenyum kecil dan berkata " Tak, saya baru dari rumahnya Sudrun dan anakmu disana sedang main sama si Sanip anaknya Sudrun. Dia bahagia sekali disana dan Sudrun pun mengajak bermain dengan mereka dan memberinya jajan dan mainan ke anak kamu".

Kemetak pun langkahnya langsung terhenti lalu meminta nasehat kepada Markotop apa yang harus dilakukan selanjutnya. Markotop pun menjelaskan " Tak, banyak sekali kejadian anak bertengkar ribut dengan anak-anak lainnya dan orang tua pun jadi ikut-ikutan bertengkar gara-gara masalah anaknya. Tetapi, besoknya anak-anak itu bermain bersama lagi dan merasakan kegembiraannya, sedang orang tuanya masih saja bertengkar dengan orang tua anak itu. 

Makanya bersikaplah yang bijaksana dan jangan gampang marah. Namanya juga anak-anak pasti tingkah lakunya ya begitu. Sedikit bertengkar lalu kumpul lagi. Sedang orang tua kalau bertengkar ya lama sekali dan gengsi untuk saling memaafkan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun