Ribut-ribut masalah pelaksanan kongres apakah menyalahi statuta dengan campur tangan pemerintah dalam pelaksanaan kongres?, belum lagi soal verifikasi keabsahan anggota nanti apakah sebuah institusi atau person yang berhak di kongres nanti?, seolah tidak berhenti dan terus membahana opini yang beredar saat ini, tampaknya kalau melihat hal tersebut jalan damai yang telah dirintis pemerintah sepertinya akan mengalami stgnan lagi, jadi untuk saat ini jangan berharap kisruh selesai dengan segara yang ada malah menambah polemik baru.
Yang terlewatkan adalah beberapa prestasi yang diraih skuad muda timnas Indonesia ibarat kata "bagaikan setetes air di gurun pasir" melihat prestasi mereka diawal tahun, sebuah awal yang cukup bagus dari skuad ini dengan berhasil mempertahankan gelar di HKFA Youth Turnament di Hongkong untuk kali kedua, dengan menahan seri 0-0 Malaysia di laga terakhir (berita disini) timnas Indonesia U18 menuai hasil positif dengan hasil satu kali menang, 2 kali seri dan berada di puncak klasemen akhir (macth table disini)
Satu lagi pemain muda Indonesia yang menuai pujian adalah Syamsir Aam yang berlaga di MLS dengan klub DC United, memberikan kontribusi yang sangat bagus buat tim yang dibelanya meski ini adalah laga perdana buat Syamsir Alam tetapi tidak membuat dia menjadi grogi dan demam panggung, turun tidak sebagai starter dam masuk hanya dari bench, terbukti melalui permainannya yang apik memberikan kontribusi buat tim, dan menghasilkan gol bagi DC United dan satu assistnya yang nyaris saja membawa klub yang dibelanya itu menggungguli lawan, rasanya tidak perlu waktu lama buat Syamsir bersinar dan membawa nama harum bangsa Indonesia di ajang Internasional. Hasil ini menuai pujian dari wartawan sport Steven Goff dari Washington Post yang memuji penampilan perdana dari Syamsir Alam, " Saya tidak banyak berharap, namun penampilan gelandang kanan asal Indonesia Syamsir Alam layak dihargai."(Link Berita disini)
Patut diapresiasi pemain muda Indonesia yang telah mencapai prestasi Internasional meski disini para bapak-bapak penguasa senang berkonflik, ada sedikit prestasi yang dituai dari para pemain muda kita di dunia Internasional, logikanya jika saja dengan kondisi ribut begini pemain kita mampu dan menuai prestasi dan pujian di luar negeri apalagi kalau semuanya damai, tentram, sejahtera tanpa konflik Federasi. Tetapi angan-angan ini sulit terwujud segera, melihat peta konflik yang terus membara tanpa mau membuang egoisme pribadi dan kelompok kepentingan demi bangsa ini contoh tauladan yang sudah tampak dari ketum PSSI yang rela dan legowo bersatu demi merah putih.
Mari dukung pemerintah dalam mengawal proses dan jalan damai antara kedua kubu ini dengan terciptanya 1 liga, revisi statuta PSSI dan kembalinya 4Â exco PSSI, setelah bulan Maret 2013 cuma ada satu PSSI, satu Timnas dan Satu Bangsa Indonesia.
