Mak Petir | kosulnikova.com
Dua tiga kepala bergulir
siapa gerangan berikutnya
Mencari-cari Mak Petir
kala langit tak lagi bercahaya
Tetiba nyanyian itu berdengung di kepala Kimo, seiring langkahnya yang dipercepat untuk kembali pulang. Hari mulai gelap, dan petir mulai bersahutan, menakuti yang ada di bumi dengan gemuruhnya yang menggelegar. Dia menyesali dirinya yang terlarut, keasikan bermain sejak tadi pagi. Kini sesal menggelayutinya.
Kimo sudah berlari dengan cepat sekarang, dan lalu,
Brukkk!
Tersangkut kakinya oleh batu yang mencuat dari jalanan tanah itu, dan terguling ia beberapa kali karenanya. Dengkul kanannya pun menjadi lecet dan pakaiannya kotor. Lekas ia bangun kembali, perih di kakinya itu tak begitu ia hiraukan. Mak Petir sudah jelas akan lebih menakutkan. Dia bergidik membayangkannya, lalu lekas berlari lagi.
---
Sesosok mahluk menggesekkan aritnya secara perlahan namun dengan penuh penekanan kepada batu asah. Bunyi yang ditimbulkan akan membuat bergidik bagi yang mendengarkannya. Lalu untuk beberapa saat ia tertawa, seakan arit itu telah menceritakan sesuatu yang lucu.