Mohon tunggu...
Dua Sayap
Dua Sayap Mohon Tunggu... -

Dua sayap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Asmara dan Angin

10 Desember 2012   02:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:55 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihatlah bunga bermahkota dan lebah
Lihatlah rumput yang berdansa dengan tulus
Lihatlah binatang yang terbang di antara awan
Adakah diantara mereka keluh dan peluh yang nampak..

Tidakkah angin berhenti bertiup
Walaupun tak terasa dia bergerak
Serasa mengikuti lagu romantis yang menghanyutkan
Sampai jantungpun tak ia rasakan padahal terus berdetak..

Secangkir kopi dalam senja lebih terasa
Merasakan adanya ufuk seraya angin berhembus
Adakah asmara yg menyamai kearifan angin
Adakah rongga yg tak nikmat di lewati air

Tubuhku, asmara seperti angin untuk tubuhku
Hatiku, asmara seperti penyejuk dalam kesepian hatiku
- dua sayap -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun