Mohon tunggu...
DuaBahasa
DuaBahasa Mohon Tunggu... Freelancer - Words are mighty powerful; it's the Almighty's word that perfected our universe

Terus mencoba membuat alihan bahasa yang enak dibaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Belajar dari Pakar: Seleksi Staf ala Elon

12 November 2022   00:21 Diperbarui: 12 November 2022   00:31 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Elon Musk, pemilik twitter sekarang, mendirikan SpaceX sekitar 20 tahun lalu.

Peluncuran roket mereka yang pertama, Falcon 1, gagal hingga tiga kali. Jika yang keempat gagal lagi, SpaceX harus tutup karena modal hampir habis.

Kala itu memang kemampuan mereka dari sisi teknik masih kurang. Mereka kurang pengetahuan dan pengalaman di industri tersebut.

Harus ada orang yang betul-betul ahli yang cakap memimpin tim teknik SpaceX. Tenaga ahli yang bagus, sayangnya, tidak ada yang mau bergabung. Dan Elon tidak mau merekrut tenaga yang biasa-biasa saja. Percuma, menurutnya.

Dia lalu turun tangan, dan mengepalai departemen teknik. Anggota tim dipilihnya sendiri.

Sosok sekaliber Elon Musk, sang triliuner visioner, memang tidak main-main jika menyangkut kecakapan anggota tim yang dia pimpin.

Bagaimana cara dia mencari talenta terbaik, dan mengapa cara itu yang dia pilih?

Teknik rekrutmen yang Elon pakai terbilang tidak lazim.

"Saya lebih mengikuti naluri.

"Dalam wawancara dengan calon karyawan, pertanyaan saya selalu sama.

"Dia saya minta bercerita tentang persoalan hidupnya, apa saja keputusan yang dia ambil selama persoalan itu belum tuntas, dan mengapa dia memutuskan demikian.

"Saya tanya juga apa masalah terberat yang pernah dia hadapi dan bagaimana cara dia mencari jalan keluar.

"Pertanyaan tadi penting sekali karena begini: orang yang memang mampu memecahkan masalah pasti paham betul caranya. Dia tahu banyak, sampai ke hal-hal kecil.

"Dan, orang yang pura-pura tahu cara mencari solusi memang bisa juga maju, tapi hanya selangkah. Dia tidak mampu ke mana-mana lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun