Nah, sekarang tentang ibuku.
Ibuku namanya Louisa. Tapi aku dan kakakku menyebutnya Uwi. Beliau orangnya cool. Orang tua teladan, menurutku. Beliau pendongeng. Juga penyabar. Kadang-kadang bisa marah juga ke aku, apalagi waktu aku masih kecil.
Aku dan ibuku selalu mencari waktu untuk berdua. Berjalan kaki sore-sore untuk bertukar cerita. Bukan tukaran kata sih. Soalnya, aku yang berkata banyak-banyak, ibuku cuma menyimak.
I think this is what people today also do when they need what they call self-healing.
Aku berani mencoba banyak hal karena ibuku juga. Beliau punya prinsip, "Try anything. You've got nothing to lose." And she lives this value.
 Ini contohnya:
Tempo hari beliau pulang dari kantor naik bus feeder Transjakarta. Hanya ada supir. Tidak ada kenek. Ibuku lalu turun tangan membantu. Uwi malam itu menariki uang dari sesama penumpang.
Cool, right?Â
Semoga ada penumpang yang membuat IG story tentang ini. Ibuku pasti viral.Â
Nah, kalau kakakku, dia itu unik. Unik wajahnya, kata orang. Teman ibuku di India sana memang bilang wajah kakakku menarik. Semenarik sifatnya.
Dia galak (beud) tapi penyayang; suka tiba-tiba mencemberuti aku, tapi bisa juga tiba-tiba menciumi aku. Dia pemberani tapi (seperti) kurang percaya diri.