Mohon tunggu...
DuaBahasa
DuaBahasa Mohon Tunggu... Freelancer - Words are mighty powerful; it's the Almighty's word that perfected our universe

Terus mencoba membuat alihan bahasa yang enak dibaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meliatkan Pribadi Menjadi Sang Pengasih (10)

14 Juni 2022   01:23 Diperbarui: 14 Juni 2022   01:41 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita perlu makan dan tempat berteduh. Sekalipun perhatian utama kita adalah perkembangan spiritual, kita juga perlu beristirahat dan bersantai. Orang suci perlu istirahat dan nabi pun perlu bersantai. Jadi hobi bisa menjadi sarana untuk mencintai diri sendiri. 

Tetapi jika hobi hanya menjadi sekadar hobi, hobi akhirnya menggantikan upaya pengembangan diri, bukan menjadi sarana mengembangkan diri. Kadang-kadang hobi banyak digeluti orang karena hobi itu mereka jadikan sesuatu yang menggantikan upaya mengembangkan diri.

Ada pria dan perempuan paruh baya turun ke lapangan golf dengan satu tujuan utama, yaitu memperkecil total pukulan setiap kali turun ke lapangan. Mereka berusaha keras mengasah kemampuan bermain agar mereka merasa hidup semakin baik, dan mereka tidak lagi ambil pusing bahwa kehidupan mereka sebetulnya sudah tidak bergerak maju 

karena mereka sudah tidak lagi berusaha meningkatkan harkat mereka sebagai manusia. Jika mereka lebih mencintai diri sendiri, mereka tidak akan membiarkan diri hanya puas dengan tujuan yang sesederhana itu dan juga masa depan yang sebiasa itu.

Padahal kekuasaan dan uang bisa dijadikan sarana untuk mencintai. Contohnya begini: ada orang yang menekuni karir di bidang politik karena tujuan utamanya adalah agar dia bisa memanfaatkan kekuasaan politiknya untuk meningkatkan taraf hidup umat manusia. 

Atau ada orang yang ingin kaya bukan karena uangnya tetapi agar anak-anaknya bisa kuliah atau agar mereka sendiri bisa bebas dan punya waktu untuk belajar dan berefleksi yang memang dibutuhkan untuk mengembangkan spiritualitas. Yang disukai orang-orang seperti ini bukan kekuasaan atau uang melainkan kemanusiaan.

Ada banyak hal yang saya sampaikan di sini maupun di bagian lain bab ini, dan salah satunya adalah bahwa kata "cinta" yang kita gunakan itu pengertiannya terlalu umum dan tidak spesifik sehingga kita salah memahami cinta. Rasanya sulit, dari sisi bahasa, mengharapkan adanya perubahan makna, 

tetapi bila kita tetap menggunakan kata "cinta" untuk menggambarkan hubungan dengan apa pun yang kita anggap penting, dengan apa pun yang kita kateksiskan, tapi tanpa memperhatikan kualitas hubungan tadi, kita sulit membedakan mana yang bijak mana yang bodoh, mana yang baik mana yang buruk, dan mana yang mulia mana yang hina.

Jika definisi yang lebih spesifiklah yang kita gunakan, kita bisa melihat, misalnya, bahwa kita hanya bisa mencintai manusia. Alasannya adalah, sebagaimana pengertian kita pada umumnya, hanya manusia yang memiliki jiwa yang mampu berkembang sangat besar.* 

Kita ambil contoh binatang peliharaan. Kita ''cinta" anjing kesayangan keluarga. Anjing itu kita mandikan dan beri makan, kita sayang dan peluk, kita ajari dan ajak bermain. Kalau dia sakit, kita langsung membawa dia ke dokter hewan.

[*Saya sadar konsep ini bisa saja keliru; bahwa semua benda. yang mati maupun hidup, memiliki jiwa. Pemahaman bahwa kita sebagai manusia berbeda dari binatang dan tumbuhan yang "derajatnya lebih rendah", dan dari tanah dan batu yang merupakan benda mati, adalah wujud dunia maya, atau khayalan, jika kita mengacu pada dunia mistis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun