Mohon tunggu...
Adit Alfa Reza
Adit Alfa Reza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif

Mahasiswa Yang Suka Coba Coba

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Master Tree Grower (MTG)

8 April 2021   13:41 Diperbarui: 8 April 2021   14:43 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Petani hutan seringkali belum mengerti mengenai pasar kayu yang mana merupakan produk dari mereka sendiri.Sekarang era kehutanan mementingkan tentang pemahaman mengenai kehutanan berbasis masyarakat, dalam istilah umunnya disebut CBCF atau Community Based Commercial Forestry.

Dalam pengertian CBCF, petani-petani hutan dengan pasar kayu atau industri kayu perlu berada dalam satu rangkaian kerja sama. Rangkaian atau tautan ini merupakan hal yang sangat penting terkait dengan peran-peran dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam mekanisme CBCF.

Dengan ini diharapkan para petani dapat berperan aktif dan menghasilkan produk yang maksimal yang sejalan dengan kesejahteraan mereka sebagai petani hutan.Industri kayu akan terpenuhi kebutuhan akan kayunya, para petani kayu akan dapat memperoleh keterjaminan pasar. Dengan mekanisme seperti demikian, para pihak yang terlibat dalam Kegiatan penelitian Enhancing Community Based Commercial Forestry (CBCF) in Indonesia  (2016 - 2021) ini akan semuanya diuntungkan.

Dalam CBCF ini awal mulanya dilakukan olej peneliti yang kolaboratif yang didanai oleh Kegiatan kerja sama Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Australian Center for International  ini adalah mengenalkan pentingnya mengetahui pasar kayu yang menjadi sasaran mereka menjual produk-produknya kelak.

Petani hutan umumnya memiliki posisi tawar yang rendah dalam proses tataniaga kayu. Hal ini disebabkan oleh rendah nya pengetahuan petani dalam mengakses informasi pasar kayu, menghitung volume dan nilai kayu, bagaimana pengelolaan pohon dan tegakan dengan baik dan belum optimalnya peran kelompok tani sebagai sarana dalam membantu mewujudkan tujuan petani hutan.  Untuk itu diperlukan kegiatan yang dapat membina para petani tersebut, salah satunya melalui kegiatan Workshop Master Tree Grower (MTG).

Program MTG awalnya dikembangkan di Australia sejak  tahun 1996 dan pada tahun 2014 mulai diperkenalkan di Indonesia melalui project kerjasama penelitian ACIAR (Australian Centre for International Agricultural Research).

Melalui kegiatqn ini yang memasukkan unsur pelatihan MTG tersebut, para petani kayu diberikan pemahaman inti terhadap tiga hal yang perlu para petani hutan itu miliki, yaitu: Pengenalan tentang pasar kayu, pemeliharaan tanaman kayu dan manajemen pengelolaan lahan milik mereka.

Pengenalan MTG kepada petani banyak memberikan dampak positif yakni berupa dapat menguasai banyak hal yang belum mereka ketahui sebelumnya. Termasuk pula, merubah paradigma petani kayu dalam mengelola lahannya. Inilah akhirnya yang akan membuat petani kayu menjadi master (ahli) di bidang pengelolaan kayu.

Beberapa pengetahuan baru yang mereka dapatkan yang sangat membantu dalam pengelolaan niaga mereka antara lain diantaranya adalah pengetahuan tentang pasar kayu, terutama pasar kayu yang dekat dengan wilayah mereka tinggal, informasi mengenai harga kayu, perawatan tanaman kayu dan perawatan kayu, kunjungan ke salah satu pasar kayu terdekat, serta kategori kayu cacat dan kayu baik. Pengetahuan tersebut sangat bermanfaat bagi petani kayu terutama untuk meningkatkan kualitas kayu yang dihasilkan serta menaikkan nilai jual kayu produksi mereka.

MTG juga dapat membuat mereka bisa me-menejemen lahan mereka sendiri dan nantinya mereka bisa mengambil keputusan sesuai dengan kemauan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.Diharapkan bahwa dengan semakin baiknya keputusan yang dihasilkan akan berdampak positif terhadap peningkatan nilai jual dan taraf hidup petani kayu.

Petani kayu disadarkan bahwa mereka dapat meningkat perannya dalam skema kehutanan komersial serta berperan aktif di dalamnya. Bila peran mereka meningkat, maka keberadaan mereka tidak akan lagi dianggap sebelah mata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun