Mohon tunggu...
Taruri Deti Aniska
Taruri Deti Aniska Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru Taman Kanak Kanak di Kabupaten Bantul DIY

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice PPL 2

13 Desember 2022   16:56 Diperbarui: 14 Desember 2022   07:39 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Best practice ini saya tulis berdasarkan PPL ke 2 yang telah saya laksanakan di TK Masyithoh Kalangan dengan tujuan agar anak dapat mengenal bilangan dan lambang bilangan 1-10 dengan benar. PPL ini saya laksanakan pada Kamis, 27 Oktober 2022 dengan kondisi yang menjadi latar belakang masalah ini yaitu saya memiliki 10 anak didik dan dari 10 anak didik saya masih ada 6 anak yang mengalami kesulitan dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan 1-10. Hal ini terlihat setelah saya mengamati dan melakukan identifikasi masalah dan dapat saya simpulkan bahwa permasalahan tersebut terjadi karena ada beberapa faktor yaitu:

  • Anak belum mengenal bilangan dan lambang bilangan dengan benar
  • Kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bilangan dan lambang bilangan kurang bervariasi
  • Guru kurang berinovasi dalam pembelajaran sehingga anak kurang tertarik untuk melakukan kegiatan

Praktik ini penting dibagikan karena menurut saya dapat digunakan untuk berbagi pengalaman dengan orang lain termasuk guru di lingkungan sekolah. Selain itu juga untuk memotivasi diri saya sendiri agar dapat memberikan pembelajaran yang menarik bagi anak supaya perkembangan anak dapat berkembang dengan optimal.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini yaitu saya sebagai guru yang menemukan permasalahan anak bertanggung jawab dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam hal mengenal bilangan dan lambang bilangan 1-10.

Tantangan dalam mencapai tujuan pembelajaran ini diantaranya:

  • Anak belum mengetahui konsep bilangan dan lambang bilangan dengan benar
  • Media pembelajaran yang digunakan kurang menarik minat belajar anak
  • Kurang memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi

Pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan yaitu kepala sekolah, guru (teman sejawat), peserta didik, dan orang tua/wali murid.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah:

  • Merancang perangkat pembelajaran yang berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengambil tema binatang yaitu kucing.
  • Merancang media pembelajaran yang dapat menarik minat anak
  • Membuat dan mempersiapkan media pembelajaran papan pintar dengan boneka kepala kucing

Strategi yang digunakan dalam praktik ini saya mengemas kegiatan pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan dan didukung dengan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi yaitu menampilkan video pembelajaran sesuai tema, serta melakukan gerak dan lagu sesuai tema yaitu binatang kucing. Proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini yaitu dengan cara anak mengambil boneka kepala kucing sesuai keinginan, kemudian

anak menirukan gerakan kucing berjalan sesuai dan dilakukan bolak-balik sesuai jumlah boneka kepala kucing yang diambil. Setelah selesai menggantungkan pada papan pintar, anak membilangnya dan mengambil kartu angka sesuai jumlah boneka kepala kucing yang diambil.

Dalam aksi ini yang terlibat yaitu guru dan peserta didik. Sumber daya atau materi untuk melaksanakan praktik ini yaitu:

Alat dan bahan: papan pintar dengan kepala kucing (kain flanel, gunting, lem, dakron, kardus bekas, stik es krim, tali)

Sarana prasarana: laptop, layar proyektor, dan speaker

Materi pembelajaran: video pembelajaran tentang binatang kucing

Dampak aksi dari langkah-langkah yang saya dilakukan yaitu anak menjadi lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran karena menggunakan media pembelajaran berbasis IT yaitu menampilkan video pembelajaran tentang binatang kucing dan melakukan gerak lagu tentang kucing. Anak lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran karena dikemas dengan permainan. Strategi yang saya lakukan ini efektif karena kemampuan anak dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan 1-10 menjadi lebih meningkat dibandingkan sebelum praktik dilaksanakan. Hal tersebut terlihat dari 6 anak yang mengalami kesulitan mengenal bilangan dan lambang bilangan 1-10 setelah dilakukan praktik tinggal 2 anak yang belum mengenal bilangan dan lambang bilangan dengan benar, namun setelah diberikan kalimat pemantik tentang bentuk lambang bilangan anak tersebut mengerti maksud dari guru dan akhirnya dapat mengenal bilangan dan lambang bilangan 1-10 dengan baik.

Respon orang lain terkait dengan strategi yang saya dilakukan yaitu kepala sekolah dan teman sejawat memberikan respon positif dengan memberikan komentar bahwa praktik ini efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenalkan bilangan dan lambang bilangan 1-10 dengan benar.

Faktor keberhasilan dalam praktik ini adalah pemilihan kegiatan, media pembelajaran yang tepat serta antusias anak ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran dari seluruh proses yang saya lakukan yaitu kemampuan anak dalam mengenal bilangan dan lambang bilangan 1-10 dapat berkembang dengan baik dan anak menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun