Mohon tunggu...
Desy Dwi Renita
Desy Dwi Renita Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Positif Dan Negatif Akibat Adanya Konformitas (Perilaku Meniru) di Kalangan Remaja Penggemar K-Pop

26 September 2022   23:19 Diperbarui: 26 September 2022   23:43 5721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar 1. group k-pop yang digemari remaja Indonesia. sumber : https://www.ivisitkorea.com/

Desy Dwi Renita (1407620053) & Firda Vianti (1407620065)

Pendidikan IPS A 2020

Masa remaja adalah masa perkembangan individu yang memulai untuk menjadi dewasa yang sebelumnya masih pada masa anak-anak. Pada masa ini, dimana pengaruh dari luar individu memiliki dampak yang cukup kuat pada proses pengembangan diri. Berdasarkan tahapan perkembangan psikososial yang dikembangkan oleh Erikson (2010:309), masa remaja berada di tahap kelima, yaitu identity vs indentity confusion (pencarian identitas versus kebingungan identitas).

Maka dari itu, sejalan dengan pendapat Izzaty (2013) bahwa salah satu sikap yang sering ditampilkan para remaja dalam kelompok adalah konformitas, yaitu selalu ingin sama dengan anggota kelompok yang lain. Tentunya sikap meniru ini memiliki dampak terhadap individu sendiri. Seperti konsekuensi yang akan dihadapinya akibat dari melakukan sikap tersebut.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini menyebabkan hilangnya batas antar negara, sehingga kebudayaan dapat menyebar dengan mudah. Salah satu budaya yang menyebar luas adalah budaya yang berasal dari Korea Selatan. Budaya Korea Selatan yang paling banyak digemari adalah musik yang bergenre pop atau yang sering disebut K-Pop.

Budaya K-Pop ini didominasi oleh remaja. Kegemaran remaja terhadap budaya K-Pop ini yang menyebabkan konformitas pada diri remaja. Hal tersebut, menimbulkan beberapa dampak positif dan negatif dari konformitas dikalangan remaja penggemar K-Pop.

gambar 2. dampak K-Pop dikalangan remaja. Sumber : https://wolipop.detik.com/
gambar 2. dampak K-Pop dikalangan remaja. Sumber : https://wolipop.detik.com/

Dampak Positif Konformitas (Perilaku Meniru) di Kalangan Remaja Penggemar K-Pop

  • Meningkatkan kemampuan penyesuaian diri remaja

Individu yang memiliki perilaku konformitas dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian, besarnya pengaruh budaya K-Pop membuat para remaja akan melakukan penyesuaian diri agar terhindar dari prasangka (prejudice) dan mereka tidak ingin dibedakan dengan temannya yang suka K-pop maka mereka akan berusaha mencari informasi lebih dalam tentang K-Pop. Sehingga, dapat menambah teman dari berbagai daerah, ataupun dari negara luar

  • Meningkatkan Rasa Percaya Diri Dalam Diri Remaja 

Periaku konformitas membuat remaja lebih merasa percaya diri, sebab dengan berkonformitas mereka akan merasa aman dan nyaman karena sudah sesuai dengan kelompoknya. Menurut hasil data penelitian, menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepercayaan diri dengan konformitas positif. Semakin tinggi konformitas semakin tinggi kepercayaan diri. Dengan menjadi penggemar dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dikarenakan sebagai penggemar akan merasakan hal yang sama, sehingga dapat saling mendukung dan menyokong satu dengan yang lain. Sekumpulan penggemar dengan idola yang sama juga dapat mengingkatkan rasa kekompokan dan kebersamaan.

Dampak Negatif Konformitas (Perilaku Meniru) Di Kalangan Remaja Penggemar K-Pop.

  • Mendorong Terciptanya Perilaku Impulsive Buying

Impulsive buying memiliki arti sebuah pengambilan keputusan dalam pembelian yang dilakukan oleh individu secara spontan dan perasaan yang senang untuk memiliki barang yang hanya memenuhi hasrat sesaat. Adanya hasil penelitian yang membuktikan hal tersebut dimana hasil penelitian yang dilakukan kepada remaja pembeli merchandise K-Pop, dikarenakan adanya tekanan dari perilaku orang lain yang membelinya. Hal ini akan mengacu kepada perilaku konsumtif yang dikhawatirkan akan menjadi sebuah kebiasaan pada remaja di Indonesia.

  • Hilangnya Kendali Untuk Mengontrol Diri

Dalam diri setiap manusia terutama dikalangan remaja dimana pada masa perkembangan diri dan mencari jati diri. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, menunjukkan bahwa kontrol diri yang masih rendah pada remaja disaat sesuatu terjadi yang berhubungan dengan idolanya. Mereka akan memberikan respon yang berlebihan baik itu ada yang mengejek idola mereka yang menyebabkan aksi pertengkaran antar K-Popers maupun aksi histeris (senang) ketika melihat idolanya. Maka dari itu, perlu diperhatikan terkait pemahaman individu dalam mengendalikan diri sebagai penyesuaian yang baik di lingkungan sosial sehingga dapat menjadi kepribadian yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

  • Munculnya Perilaku Agresif Verbal

Agresivitas verbal adalah tindakan menyerang konsep diri orang lain atau menyerang posisi orang dalam suatu masalah yang menyebabkan individu mengalami sakit psikologis. Sakit psikologis tersebut seperti rasa malu, perasaan kurang cakap dalam suatu kasus, penghinaan, dan keputusasaan (Infante dan Wigley, 1986). Salah satu faktor penyebab agresivitas dapat dari tekanan dalam kelompok sosial di masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, fandom K-Pop dapat menjadi pemicu bagi remaja untuk melakukan kekerasan secara verbal di internet, tekanan untuk menjadi united dalam fandom membuat individu cenderung ikut terbawa emosi yang dirasakan kelompok.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dilihat jika dampak negatif lebih banyak dibanding dampak positif, maka dari itu perlu adanya solusi untuk meminimalisir dampak negatif dari konformitas K-Pop pada remaja. Salah satu solusinya melalui perhatian dari orang tua dalam mengawasi dan mengontrol anak remajanya agar dapat menghindari perilaku yang mengidolakan K-Pop secara berlebihan. Sehingga dapat membantu remaja yang menggemari K-Pop dalam menghadapi dampak negatif yang ditimbulkan dari konformitas K-Pop pada remaja.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif, harus adanya usaha dalam diri remaja sendiri yang menggemari K-Pop agar tidak berperilaku fanatik dan konformitas yang negatif seperti berperilaku ekstrim kepada idola. Jadikanlah perilaku fanatik dan konformitas dalam diri kearah positif agar dapat menghasilkan banyak manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

 

Sumber :

Agustanti, A. (2022). FANATISME DAN KONFORMITAS KOREAN WAVE PADA REMAJA. Edu Consilium: Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, 3(1), 51-65.

Alma, Y. (2018). Konformitas Dengan Kepercayaan Diri Pada Remajakomunitas Pecinta Korea Di Pekanbaru. Psikoislamedia: Jurnal Psikologi, 2(2), 212-223.

Etikasari, Y. (2018). Kontrol diri remaja penggemar k-pop (k-popers)(studi pada penggemar k-pop di yogyakarta). Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 4(3), 190-202.

Putri, L. M. (2021). Perilaku Konformitas Sosial Remaja Terhadap Musik K-Pop Sebagai Bentuk Identitas Sosial Unit Kegiatan Mahasiswa Hallyu Up! Edutainment Bandung. Edukasi IPS, 5(1), 14-20.

Romadhona, I. D. (2021). KONFORMITAS DAN PERILAKU AGRESI VERBAL REMAJA PENGGEMAR K-POP (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).

Yuliani, W. (2022). Hubungan antara Konformitas dengan Impulsive Buying pada remaja pembeli Merchandise K-Pop Nct: Neo Culture Technology (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun