Bersama sepanjang hidupku
Tak cukup dihitung dengan hari yang semakin bergulir pergi
Kemana langkah dirimu terarah hanya itu yang aku turuti darimu
Lembutnya katamu jadi untaian yang melenakan alam pikirku
uraian mutiaramu jadi arah mata angin yang tak tergoyahkan bagiku
Beginilah selalu...meski cahaya selalu berganti siang, mata lelahmu tak pernah redup
Menatap tingkah polah anakmu yang jadi nyanyian bagimu
Setiap waktu yang kutahu kau selalu terpaku dalam do'a
Dengan butiran bening mengalir diguratan wajahmu
Terus Menghamba Pada Tuhan Sang Pencipta
Itu dulu...
Dulu yang tiada kutahu apa arti teguranmu tentang aku yang selalu berlalu
Kau ikuti caraku dengan kelembutan tangan yang gemetaran
Hanya itu...
Walau telah berlalu dan semakin jadi kenangan bagiku
Tentang Cinta dan pelukan sayangmu
Yang kini kau bawa jauh kealam yang sangat asing bagi kehidupai duniawi
Hidupmu Ibu telah ku kenang...
Telah jadi darah yang mengalir keseluruh tubuhku
Terbawa hingga ragaku sewaktu nanti menjadi kaku
Telah jadi darah yang mengalir keseluruh tubuhku
Terbawa hingga ragaku sewaktu nanti menjadi kaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H