Mohon tunggu...
Dwindy Stanza
Dwindy Stanza Mohon Tunggu... -

Penulis & Programmer

Selanjutnya

Tutup

Catatan

3 Hal Kecil untuk Hidupmu

22 Februari 2013   06:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:54 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rutinitas perjalanan pulang dari kantor, saya berjalan kaki menyusuri pemukiman warga di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Seperti biasa, di sekitar rumah warga selalu penuh dengan aktivitas masing-masing. Mulai dari ibu-ibu ngerumpi sampai penjual gorengan.

Sebelum memasuki perumahan, saya berjalan melewati jembatan penyeberangan di atas busway dekat rel kereta dan melihat seorang kakek yang sudah sangat tua, sedang duduk termenung sambil memandangi jalan yang pada saat itu memang sedang macet-macetnya dengan tatapan kosong. Entah apa yang ada di pikirannya. Semangat hidup jelas sudah menghilang dari tatapannya. Dia hanya duduk dan menunggu belas kasihan warga yang lalu lalang di sekitarnya.

Kemudian saya terus berjalan, dan melihat ada sekumpulan remaja yang duduk-duduk nongkrong menggoda cewek yang juga baru pulang kerja. Dengan asap rokok yang terus mengepul, mereka berbicara sedikit kemudian tertawa nyaring seakan-akan sedang menonton acara lawak paling lucu sedunia.

Dan menjelang belokan terakhir, yang saya lihat ada 2 anak kecil yang masih berusia balita berlarian di depan saya dengan wajah riang, senang, dan bahagia, kemudian disusul dengan teriakan ibunya yang menyuruh mereka untuk berjalan pelan-pelan.

Dari 3 hal yang saya lihat, 3 hal pula yang saya tangkap.

Saat masih anak-anak, kita senang berlari. Bahkan orangtua kita pun kewalahan menyuruh kita berhenti berlari karena mereka takut kita terjatuh.

Namun perubahan terjadi saat kita memasuki usia remaja menjelang dewasa. Di saat itu harusnya kita "berlari", tapi kita memilih hanya untuk berjalan, bahkan duduk manis terbuai dalam suasana dan kebahagiaan semu.

Dan pada akhirnya di saat tua kita mulai sadar, dan mulai mencoba berlari dengan tenaga yang tersisa dan nafas yang terengah-engah dan diliputi penyesalan yang mendalam.

Manfaatkan waktumu untuk meningkatkan kualitas hidupmu yang cuma tersisa satu.

Mumpung masih muda, ayo kerja keras!

Regards,

Dwindy Stanza

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun