Mohon tunggu...
surya rachmannuh
surya rachmannuh Mohon Tunggu... Guru - Writer, Trainer and Coach

Seorang Coach dan Praktisi HR, Certified MWS Trainer, ISO Lead Auditor, Webmaster, berpengalaman di Competency Based Training and Development

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesadaran Diri

24 Juni 2011   00:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:14 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hati nurani selalu berkata jujur.

Peliharalah dan rawatlah dia. Hati nurani adalah tempat bersemayamnya suara Tuhan, tempat sakral antara anda dengan Tuhan. Itulah mengapa, walaupun anda telah sadar, sesadar-sadarnya melakukan sesuatu hal, punya imajinasi yang kuat, kehendak bebas yang kuat, apalah gunanya bila anda tidak memiliki hati nurani. Seseorang yang sadar, imajinasi yang jelas serta kehendak bebas yang kuat tidak ada artinya bila tidak diikuti dengan hati nurani yang bersih, seperti sosok hitler. Dia sadar bahwa dia ingin menaklukkan Eropa yang sama artinya dengan penaklukan dunia, imajinasi yang tergambar jelas dalam bentuk strategi penaklukan Eropa, kehendak bebas yang kuat pula bahkan ingin menghapuskan bangsa Yahudi dalam perjalanan karir perangnya. Semua orang tahu akhirnya, dia gagal mencapai ambisinya karena bertentangan dengan hati nurani, kemanusiaan, hukum alam dan terlebih lagi hukum Tuhan.

Apabila anda ingin sebuah sosok yang dapat anda imajinasikan untuk sebagai suri teladan kita, tirulah sikap Mahatma Gandhi yang terkenal dengan Ahimsa, Satya Graha dan Swa sembada yang pada akhirnya mampu memerdekakan bangsa India tanpa kekerasan.

Sebagai penutup, kesadaran diri merupakan sebuah parameter atau tolok ukur kita yang pertama didalam menghadapi sebuah situasi yang diluar perkiraan anda. Dengan kesadaran diri, anda mampu bertanggung jawab atas pilihan anda yang berkaitan dengan nilai-nilai yang anda percayai dan yakini, dengan hati nurani sebagai gerbang terakhirnya. Himbauan saya, gunakanlah waktu 10 detik anda yang berharga dan tetap sadar diri sebelum mengambil sebuah respon atau keputusan, gunakan imajinasi anda apakah keputusan ini mempengaruhi "apa jadinya" anda di masa datang, bebaskan diri anda dari tekanan-tekanan dan gunakan hati nurani sebagai gerbang penyaring terakhir keputusan-keputusan anda, maka anda akan takjub akan hasil-hasil yang akan anda dapatkan di masa yang akan datang.

Salam Sejahtera.

Surya Rachmannuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun