Mohon tunggu...
surya rachmannuh
surya rachmannuh Mohon Tunggu... Guru - Writer, Trainer and Coach

Seorang Coach dan Praktisi HR, Certified MWS Trainer, ISO Lead Auditor, Webmaster, berpengalaman di Competency Based Training and Development

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kedamaian Hati

27 September 2010   14:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:55 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang sedang anda rasakan saat ini? Sebuah kedamaian hati ataukah kegalauan hati? Hanya anda yang dapat menentukannya. Berbicara tentang kedamaian hati, tidak dapat dilepaskan dari hati nurani dan suara batin anda yang terdalam, tersembunyi dan perlu kita dengarkan karena dialah kompas di dalam kehidupan kita, apakah kita sedang berada di jalan yang benar, terpaku saja atau bahkan berada di jalan yang salah.

Ada ungkapan yang mengatakan "Heart won't lie" atau hati tidak akan pernah berbohong, benar adanya. Sepandai-pandainya kita memainkan mimik, ekspresi wajah, gerak tubuh atau bahasa tubuh lainnya tidak akan mampu mengubah apa yang dicerminkan hati lewat mata kita, karena mata adalah jendela hati kita. Di dalam sana tersimpan dengan nyata, apakah terbersit sebuah harapan atau sebuah tatapan mata kosong belaka.

Kedamaian hati juga dipengaruhi oleh prinsip-prinsip, nilai pribadi yang anda anut ketika anda berinteraksi dengan orang lain. Memang berbicara tentang kedamaian hati tidaklha mudah karena di era yang modern ini, mau atau mau kita akan terseret pada apa yang dinamakan kebutuhan akan materi yang lebih semakin meningkat di jaman-jaman dulu. Dulu, materialisme tidak menjadi suatu hal yang utama, namun sekarang justru sebanyak apa materi anda menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang baik di dalam diri pribadi dan karir profesional.

Walaupun jelas tertulis, bahwa dimana hartamu berada di situ hatimu berada, dan tidak dapat dipungkiri bahwa tanpa adanya materi yang cukup, sebagian orang menjadi stress, kehilangan pandangan bahkan harga dirinya, ini karena proses bawah sadar yang tidak terpenuhi kebutuhannya sehingga membawa dampak bagi sikap dan tingkah laku seseorang.

Marilah kita bertindak bijak. Bahwa materialisme itu hanyalah alat pemunuhan jasmani anda semata sedangkan apabila memenuhi kebutuhan lain seperti mental dengan mempraktekkan pembelajaran yang terus menerus di dalam diri dan karir anda, menyadari panggilan diri anda secara spiritual, untuk apa anda dilahirkan ke bumi ini, maka ada sebuah hal yang ajaib yaitu anda akan mendapatkan sebuah kedamaian hati di dalam diri anda, yang memampukan anda bangkit dan mencapai cita-cita yang anda inginkan lewat potensi dan kompetensi anda sehingga material yang anda inginkan akan tercapai juga dengan sendirinya. Namun bila anda mempunyai tujuan hanya mengejar materi semata dan mengabaikan kebutuhan diri anda dalam segi mental dan spiritual, maka tidak hanya anda menonaktifkan kemampuan anda yang diberikan sejak anda lahir, anda juga tidak akan pernah mencapai hasil yang optimal di dalam kehidupan ini.

Oleh karena itu, milikilah kedamaian hati terlebih dulu sebagai dasar penopang sukses sejati diri anda, dan biarkanlah prinsip-prinsip dan hukum alam menumbuhkembangkannya, terus berusaha dengan cara memberikan yang terbaik maka materi dan outcome lainnya akan dipenuhi sesuai dengan apa yang telah anda lakukan. Ingatlah, apa yang anda tabur akan anda tuai nanti di masa yang akan datang.

Salam Victory

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun