DEMOKRASI
Takkan terlewatkan dari ingatan tentang Pesta Demokrasi yang berlangsung Damai dan sangat bersejarah serta Demokratis, dalam Pemilihan Presiden Ke 7 Republik Indonesia yang mulai menjabat pada tanggal 20 Oktober 2014. sebuah Pemilihan yang benar-benar Demokrasi dan terlahir dari Hati Rakyat Indonesia. Demokrasi merupakan Bentuk Sistem Pemerintahan yang Seluruhnya berasal dari Rakyat, yaitu Rakyat yang memilih dan Rakyat pula yang menentukan bentuk Sistem Pemerintahannya, dimana memuat Ide atau cara pandang yang mengutamakan Persamaan Hak dan Kebijakan. Kepemimpinan Rakyat tersebut diselenggarakan memalui Keterwakilan rakyat tuk menjalankan himpunan Gagasan yang bertujuan keadilan sejahtera.
Pemilihan yang akhirnya mengkukuhkan Ir. JOKO WIDODO sebagai Presiden dan H. JUSUP KALLA sebagai Wakil Presiden itu, walau bukan merupakan proses Pemilu Demokrasi pertama bagi Indonesia, namun dalam Pemilu tersebut benar-benar terlihat sangat Demokratis. Keidolaan Rakyat akan Sosok Ir. Joko Widodo yang Merakyat, akhirnya mengantar Pasangan tersebut terpilih sebagai Pemimpin Negara ini oleh hampir sebagian besar Rakyat diseluruh Bumi Persada Indonesia.
Kepemimpinan Ir. Joko Widodo yang sangat merakyat tergambar dari kebiasaan beliau yang tidak hanya berada dibalik meja, namun selalu mendatangi dan melihat langsung kehidupan Rakyatnya dari dekat. Kebiasaan yang lebih tenar dengan kata “Blusukan” tersebut sangat menumbuhkan Cinta Rakyat Indonesia pada sosok Beliau, namun banyak pula menuai protes dari beberapa kalangan lawan Politik yang belum iklas akan Pilihan Rakyat atau mungkin belum memahami arti Demokrasi yang sesungguhnya.
Demokrasi adalah sebuah Kata asing yang teradopsi, namun Indonesia adalah Negara Berdaulat yang Sejatinya Demokratis dalam kata-kata Gotong Royong. Sejarah mencatat bahwa ada Keringat, Air Mata dan Darah mengalir membasahi bumi persada tuk sebuah tujuan Kedaulatan. Tidak ada Partai dan Kepentingan Politik, namun yang ada hanya Semangat Demokrasi dalam kebersamaan akan sebuah perjuangan bertaruh nyawa demi Kedaulatan. Sebagai anak-anak bangsa seharusnya menghormati Demokrasi yang membentuk Negara ini, bukan justru mengedepankan kepentingan kelompok dan politik semata.
Demi alasan Demokrasi para elit Politik menyusun dan membentuk Undang – Undang Pilkada yang di tambah kata “SERENTAK” di belakangnya dan di tanda tangani oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo. Keidolaan akan figur Ir. Joko Widodo, memberi Ide Demokrasi bagi Rakyat untuk mendorong Kandidat dan bertaruh dari Jalur Independen, karena Independen sejatinya adalah wujud Demokrasi yang sesungguhnya. Namun saat ini rakyat justru mengeluh dan kecewa di karenakan kata serentak yang justru tak serentak
. Ada kandidat yang telah di pilih rakyat secara serentak, namun tak dilantik serentak, dengan alasan masa jabatan Inkamben yang belum berakhir. Alasan yang sangat tak beralasan dan bertentangan dengan Demokrasi yang sesungguhnya. negara ini di Pimpin oleh orang-orang yang berasal dari rakyat dan memahami serta mendambakan Demokrasi, namun sepertinya tak berdaya karena berada dalam belenggu Partai Politik.
Yang menjadi pertanyaan faktor kebijakan Pemerintah dalam hal ini adalah, kenapa Inkamben nya Kalah atau tak lagi di Pilih Rakyat ? tidak butuh sekolah tinggi tuk memahami nya karena yang pasti tak ada keterwakilan Demokrasi lagi dalam kepemimpinannya. Karena itu seharusnya Pemerintah bertindak sebagai Wakil Rakyat dan bukannya sebagai Wakil Partai Politik.
Konsekwensi kekalahan Inkamben yang tetap menjalankan Jabatannya justru merupakan sisi hitam dari kebijakan pemerintah, apa tujuan Pemikiran atas Kebijakan tersebut, mencedrai nilai-nilai demokrasi kah ? atau memberi kesempatan Korupsi ?. sebagai Rakyat hanya bisa menonton aksi para pemimpin Negeri tercinta ini. Yang pasti Harapan Rakyat akan Demokrasi dari figur terpilih harus kecewa melihat Ketidakdemokrasian tetap berlangsung karena Kebijakan Pemerintah bukan lagi demi Rakyat dalam Demokrasi, tapi demi Kepentingan Politik semata.
PENDAPAT
Letakkan Rakyat menjadi yang utama bila itu Demokrasi, Ambil keputusan Bijak dengan tidak mengorbankan Rakyat. Karena kebijakan yang ada sekarang justru sangat tidak Demokratis.
Serentak = Bersama-sama,
Bersama-sama = Demokrasi
Serentak Namun tak Serentak, itulah Demokrasi dalam Politik. Karena semua partai Politik menggemakan Demokrasi dalam Membangun namun takkan pernah dapat disamakan karena Kepentingan Politik yang tak pernah bisa berada dalam Kebersamaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI