Intuisi Pagi
Mimpi bergegas meninggalkan segala cemas
sementara udara masih bergumul dengan gigil
burung pipit ramai bergeming di atas genting
kemarau pun mulai mengundang dingin
anak-anak mereka menagih jatah makan
di pagi hening padi pun belum menguning
Juni yang kering mulai nyaring berdenting
panas selalu bertaring di siang jalang
meski wajahwajah kota teramat gersang
jangan sampai sungai harapan turut kerontang
kesejukan hujan yang lama tak bertandang
dirindui dan dinanti hati yang rimbun doadoa
menjaga zikir dalam diri dan pikir
ketika pagi membuka jendela
suara embun lirih bertasbih
di sela-sela suara angin yang letih
tubuh dan jiwa pun berlabuh di atas sajadah
CJR, 22/6/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H