- Hampir sama dengan saat kita mau mudik. Bedanya perbekalan tidak akan sebanyak seperti arus mudik. Jika saat arus balik lalu membawa oleh-oleh, pastikan aman dan terbungkus rapi;
- Selama di tempat mudik berhemat dalam pengeluaran, siapkan dana untuk kesehatan, seandainya pulang dari mudik ada anggota keluarga kita (anak) yang malah sakit sehingga memerlukan penanganan dokter sepulang mudik karena kelelahan;
- Tetap jaga kesehatan dan keamanan selama di perjalanan semoga kita kembali ke tempat semula dengan sehat dan selamat.
Meski mudik adalah tradisi, tetapi di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur. Bersilaturahim dan bermaaf-maafan dengan orang tua, sanak-saudara serta handaitolan memang sangat dianjurkan dan tentu saja mendapatkan nilai pahala. Karena kita tentu sebagai makhluk yang tidak sempurna, yang tak luput dari khilaf dan dosa.Â
Apalagi jika kedua orangtua kita masih ada, sudah sepatutnya kita menjumpai mereka di hari nan fitri. Itulah intinya mudik. Itu jika mereka masih membuka mata dan ada. Bagaimana bagi yang mudik tetapi kedua orang tuanya sudah tiada? Semangat mudik tidak pernah surut. Mudik tetap dijalani meski yang didatangi hanya tanah pusara, tanah merah yang di dalamnya terbujur raga orang-orang yang pernah melahirkan dan merawat serta membesarkan kita.
Kullu nafsin dzaiqotul maut (QS.29:57), "setiap yang bernyawa akan merasakan mati". Setiap kita pasti akan mudik ke tempat semula. Mudik ke alam yang haqiqi. Temuilah selagi orangtua kita masih ada. Temuilah orang-orang tercinta. Wallahu a'lam bish-shawabi. []
Selamat mudik Lebaran 2019Â
Cianjur, 23 Ramadan 1440-H/ 28 Mei 2019
Â
Sumber/Referensi:Â
- Mushaf Tadabbur, Rasm Utsmani, hal. 403
- https://www.liputan6.com/news/read/3561790/polisi-angka-kecelakaan-mudik-2018-turun-17-persenÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H