Sebagai induk organisasi, FIFA, berusaha keras agar sepakbola dapat dipertandingkan dengan aman. Upaya itu dilakukan dengan:
- Membuat atau memodifikasi peraturan pertandingan, seperti larangan menendang saat keeper memegang bola, larangan men-tackle dari belakang, pemeriksaan medis setiap awal kompetisi dan lain2
- Memberikan pelatihan dan pertemuan ilmiah secara berkala
- Melakukan pencatatan rutin
Bagaimana dengan PSSI? Berdasarkan pengalaman penulis, PSSI secara berkala melakukan update dan refreshing ilmu bagi para dokter klub, sayangnya ini baru dilakukan pada klub level satu saja dan tidak setiap tahun.
Satu yang luput dari perhatian adalah pelatihan dokter yang akan menangani masalah medis saat pertandingan, karena:
- Dokter tim adalah dokter yang melekat di tim bukan dokter stadion (lapangan pertandingan), saat pertandingan dokter tim hanya fokus pada tim nya saja.
- Situasi dan kondisi saat pertandingan berlangsung bersifat penuh tekanan (stressor tinggi)
- Selain menangani atlet yang bertanding, tim medis event juga harus meng-cover masalah medis yang timbul pada penonton.
Jadi ada dua peran profesi medis dalam kompetisi sepakbola, pertama sebagai dokter tim dan kedua sebagai dokter pertandingan.
Dari musibah Choirul Huda:
- Penyebab kematian hanya dapat ditemukan dengan otopsi, ada banyak kemungkinan yang menjadi penyebab kematian beliau, hentikan membahas kasus ini dengan diagnosa "asalan", apalagi itu dilakukan oleh orang yang tidak memiliki kompetensi.
- PSSI segera melakukan investigasi dan mengeluarkan pernyataan terkait masalah ini.
- Pemain (asosiasi pemain) menjadikan ini sebagai pelajaran yang sangat penting, mencari masalahnya dan solusi jika ada yang bisa dilakukan untuk mencegah hal seperti ini terjadi.
Sepakbola merupakan salah satu olahraga dengan risiko tinggi, namun risiko tersebut dapat dikurangi dengan melakukan manajemen yang baik. Dan manajemen itu ada ditangan PSSI, sebagai otoritas sepakbola di Indonesia.
Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan sabar dan ikhlas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H