KABUT Â DI Â NEGERI Â TERCINTA
Tak kala ku buka lembaran buku harian yang telah usang
Terpapar jelas goresan demi goresan pena
kisah yang telah dilalui di sepanjang jalan
Kisah manis antara diriku, kau  dan kalianÂ
Tawa canda dan bahagia tergambarkan semua
Tapi kini kau,aku dan kalian semua tidak lagi temukan itu'
jauh disana  riang canda tawa bersama tapi kini kau,aku dan kalian semua
tidak lagi temukan itu'
ketika kau pergi bersamanya, virus yang melanda bumi tercinta
Ketika itupun aku, kau dan kalian hanya menjadi penonton saja
Â
Tanpa terasa tetes air mata bagai deras air hujan yang turun
Sampai detik ini, ketika kau baca goresan pena ini
Hati ini masih merindukan saat riang bersamanya
Diriku, kau  dan kalian  telah menjadi  orang dengan harap cemas
Tapi rasa rindu riang kebersaan itu  masih tergambarkan Â
 Kapan kah  corona ini berakhir ? ...
 Kini hatiku, kau dan kalian  masih menyimpan sejuta asa
 Dah harap cemas yang membara
 Kapan kan corona ini berakhir ? ...
 Kapan Tuhan Negeri Tercinta terbebas dari kabut hitam
Masih kah lama,..?  karena kabut hitam itu mengitari  negeri tercinta
Kini... aku, kau dan kalian  semua
Sudah tidak  lagi bersama
Dan negeri ini pun terpakasa  tidak merindukan lagi semua kenangan riang bersama kita
Jauh semakin jauh
Tapi hati ini selalu merindukan  dirinya  dan tawa canda  riang bersama
Corona  tidak merindukan kenangan manis itu
Tidak merindukan kisah-kisah kebersamaan kita lagi
Tapi kedekatan diri ini dengan sang kholik
Akan  menjawab akhir perjalanan nan panjang.
 Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI