Mohon tunggu...
Dr Xie Healthy Life
Dr Xie Healthy Life Mohon Tunggu... Lainnya - Artikel Seputar Kesehatan

DR XIE, SOLUSI NYERI SENDI web : drxieofficial.com goldenberkatabadi.com landing.drxieofficial.com ShopeeMall : @drxieofficial

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Skoliosis: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

7 November 2024   17:31 Diperbarui: 7 November 2024   17:34 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/drxieofficial

  

Skoliosis adalah kondisi medis di mana tulang belakang melengkung ke samping, biasanya berbentuk huruf "S" atau "C" jika dilihat dari belakang. Kondisi ini sering muncul pada anak-anak dan remaja selama masa pertumbuhan, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa akibat cedera atau kondisi degeneratif. Meskipun skoliosis bisa ringan dan tidak membutuhkan perawatan, beberapa kasus bisa berkembang lebih parah dan membutuhkan perhatian medis.

Penyebab Skoliosis

Hingga saat ini, penyebab pasti skoliosis pada sebagian besar kasus belum diketahui dan disebut sebagai skoliosis idiopatik. Namun, ada beberapa faktor yang diketahui berkontribusi pada perkembangan skoliosis, yaitu:

  1. Genetik
    Faktor genetik seringkali menjadi penyebab utama skoliosis idiopatik, terutama pada anak-anak dan remaja. Jika salah satu anggota keluarga memiliki skoliosis, kemungkinan besar anak atau saudara lainnya bisa mengalami kondisi serupa.

  2. Kondisi Neuromuskular
    Skoliosis juga dapat terjadi akibat gangguan neuromuskular, seperti cerebral palsy atau distrofi otot. Kondisi ini mempengaruhi otot dan saraf yang mendukung tulang belakang, sehingga membuat tulang belakang melengkung.

  3. Cedera atau Infeksi
    Cedera pada tulang belakang atau infeksi yang memengaruhi struktur tulang dapat menyebabkan tulang belakang melengkung dan mengakibatkan skoliosis.

  4. Degenerasi Tulang Belakang
    Pada orang dewasa, skoliosis sering kali terjadi sebagai akibat dari degenerasi tulang belakang, seperti arthritis atau osteoporosis. Kondisi ini membuat tulang belakang lebih rentan terhadap perubahan bentuk.

Gejala Skoliosis

Gejala skoliosis bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi lengkungan pada tulang belakang. Gejala umum yang bisa muncul pada penderita skoliosis meliputi:

  • Postur Tubuh Tidak Simetris: Bahu atau pinggul yang tampak tidak rata adalah salah satu tanda skoliosis. Satu bahu atau pinggul mungkin terlihat lebih tinggi daripada yang lain.
  • Pinggang atau Tulang Rusuk yang Menonjol: Jika tulang belakang melengkung, satu sisi tulang rusuk atau pinggang mungkin menonjol lebih banyak daripada sisi lainnya.
  • Nyeri Punggung: Pada beberapa kasus, skoliosis bisa menyebabkan nyeri di area punggung, terutama jika lengkungannya cukup parah atau terjadi pada orang dewasa.
  • Kelelahan: Karena otot harus bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangan tubuh, penderita skoliosis mungkin mengalami kelelahan, terutama setelah berdiri atau duduk dalam waktu lama.
  • Gangguan Pernapasan (Pada Kasus Parah): Pada skoliosis yang sangat parah, lengkungan tulang belakang dapat menekan paru-paru dan membuat sulit bernapas.


Jenis Skoliosis

Ada beberapa jenis skoliosis yang umum ditemukan, yaitu:

  1. Skoliosis Idiopatik
    Ini adalah jenis skoliosis yang paling umum dan tidak diketahui penyebabnya. Biasanya muncul selama masa pertumbuhan anak-anak atau remaja.

  2. Skoliosis Kongenital
    Terjadi akibat kelainan pada perkembangan tulang belakang yang sudah ada sejak lahir. Kondisi ini lebih jarang ditemukan tetapi bisa menyebabkan kelengkungan tulang belakang yang cukup parah.

  3. Skoliosis Neuromuskular
    Jenis ini terjadi akibat gangguan pada sistem saraf dan otot, seperti cerebral palsy atau distrofi otot. Kondisi ini memengaruhi dukungan otot pada tulang belakang.

  4. Skoliosis Degeneratif
    Biasanya terjadi pada orang dewasa akibat degenerasi tulang dan sendi. Jenis ini sering kali disebabkan oleh arthritis atau osteoporosis yang membuat struktur tulang belakang melemah.

 

Diagnosis Skoliosis

Untuk mendiagnosis skoliosis, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik serta pencitraan medis, seperti rontgen atau MRI. Berikut adalah beberapa langkah dalam proses diagnosis skoliosis:

  1. Pemeriksaan Fisik
    Dokter akan meminta pasien untuk membungkuk ke depan agar dapat melihat kelengkungan tulang belakang secara lebih jelas. Pemeriksaan ini sering disebut "Adam's Forward Bend Test" dan membantu melihat ketidakrataan pada punggung atau pinggang.

  2. Rontgen
    Rontgen adalah alat utama untuk mendiagnosis skoliosis. Dari hasil rontgen, dokter dapat mengukur sudut kelengkungan tulang belakang, yang disebut sudut Cobb. Sudut Cobb digunakan untuk menentukan tingkat keparahan skoliosis.

  3. MRI atau CT Scan
    Jika diperlukan, MRI atau CT scan dapat membantu melihat kondisi lebih detail, terutama jika skoliosis disebabkan oleh masalah saraf atau cedera pada tulang belakang.

Pengobatan Skoliosis

Pengobatan skoliosis tergantung pada tingkat keparahan dan usia pasien. Beberapa opsi pengobatan skoliosis meliputi:

  1. Pemantauan
    Pada kasus skoliosis ringan, dokter mungkin hanya menyarankan pemantauan tanpa pengobatan khusus. Pemeriksaan rutin dilakukan untuk melihat apakah kelengkungan semakin parah atau tidak, terutama pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.

  2. Penggunaan Penyangga (Brace)
    Pada anak-anak atau remaja dengan skoliosis sedang, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan penyangga atau brace untuk mencegah kelengkungan semakin parah. Brace ini tidak menyembuhkan skoliosis tetapi membantu menjaga tulang belakang agar tidak melengkung lebih jauh selama masa pertumbuhan.

  3. Fisioterapi
    Fisioterapi atau terapi fisik dapat membantu menguatkan otot-otot punggung dan meningkatkan fleksibilitas. Terapi ini bisa membantu mengurangi nyeri dan memperbaiki postur tubuh, terutama pada penderita skoliosis ringan hingga sedang.

  4. Operasi (Spinal Fusion)
    Pada kasus skoliosis yang parah, terutama jika kelengkungan lebih dari 45-50 derajat, dokter mungkin merekomendasikan operasi spinal fusion. Prosedur ini melibatkan penyambungan tulang belakang agar tulang tidak melengkung lebih jauh. Operasi ini biasanya merupakan opsi terakhir jika metode lain tidak efektif.

Cara Mencegah Skoliosis

Meskipun penyebab pasti skoliosis belum sepenuhnya diketahui, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan mencegah gangguan pada postur tubuh:

  1. Menjaga Postur yang Baik
    Menjaga postur tubuh yang baik saat duduk, berdiri, dan tidur dapat membantu menjaga keseimbangan tulang belakang. Usahakan duduk tegak dengan punggung lurus dan bahu rileks.

  2. Olahraga Teratur
    Melakukan olahraga yang fokus pada penguatan otot inti dan punggung, seperti yoga atau pilates, dapat membantu menjaga kesehatan tulang belakang dan mencegah gangguan postur.

  3. Menghindari Beban Berat pada Satu Sisi
    Usahakan untuk tidak membawa beban berat hanya di satu sisi tubuh, seperti tas atau ransel. Gunakan tas ransel yang mendistribusikan berat secara merata di kedua sisi bahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun