Pemerintah takut sejarah bisa berulang. Terlebih salah satu penggeraknya berada di tampuk pimpinan wakil rakyat, yang mampu melancarkan gerakan pemakzulan terhadap pemerintahan yang sah. Sebuah ketakutan yang berlebihan, mengingat koalisi pemerintah merupakan jumlah dominan di Senayan.
Atas rencana penggantian dirinya, Akom sempat melawan. Ia segera menemui Megawati untuk mencari dukungan, namun tidak mendapat restu. Tak lebih dari seminggu, usaha perlawanan itupun kandas. Akom akhirnya legowo menyerahkan kursi ketua dewan kepada ketum partainya.
"Saya ingin tegaskan bahwa saya orang yang taat kepada peraturan. Termasuk peraturan organisasi di mana saya bernaung di Partai Golkar. Sekali lagi saya tegaskan saya menghormati dan akan menjalankan peraturan yang berlaku, baik dalam internal partai saya atau peraturan di negara saya," kata Akom pada 28 November 2016.
Pemerintah akhirnya bisa sedikit bernafas lega. Para pemangku kekuasaan yang hari-harinya dipenuhi kegundahan karena khawatir kehilangan jabatan, sudah bisa tidur dengan tenang. Semua potensi penggerak makar yang mereka takuti, sudah dikebiri sebelum muncul menjadi ancaman serius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H